Iklan :

2 Oktober 2013

SMS yang terlupakan


Pada era itu kita sangat ingat sekali bahwa sms merupakan salah satu teknologi yang mumpuni. Dia lebih simple daripada email dimana pada saat itu masih sulit sekali koneksi internet di wilayah kita. Orang memang sudah tertarik dengan MIRC dan YM sebagai sarana untuk Chatting. Akan tetapi SMS masih menjadi primadona untuk mengirimkan pesan singkat dan cepat kepada kawan-kawan sekitar. 
Bahkan dulu kita ingat sms menjadi pemberi kabar terbaik nomer 2 setelah telpon dalam urusan mengabarkan berita. Jika orang yang kita hubungi tidak mengangkat telpon atau memang telponnya mati, maka saat itulah sms bekerja dengan baik.


Lalu kita kembali kewaktu sekarang, dimana jaringan Internet sudah sangat murah sekali dan dapat kita nikmati dengan menggunakan jari kita kapanpun dan dimanapun. 

Infrastruktur sudah sangat bagus yang memungkinkan orang berbicara lewat program aplikasi chatting yang dimasukkan kedalam ponsel kita. Ada BBM, Whats App, Line, Kakao Talk, dll, menjadi favorite kita dalam berkomunikasi. 

Lewat berlangganan bulanan kita dapat melakukan pembicaraan lewat text gratis selama waktu yang ditentukan dalam berlangganannya. Bisnis ini dilirik oleh provider dan sangat dianggap prospek sekali di Indonesia. 

Dari program-program chatting ini ternyata diakui oleh beberapa petinggi pembuat aplikasi chatting, bahwa Indonesia memang senang berbicara. 

 
Dan dulu kita mengenal tarif sms Rp. 350,- / 160 karakter dan perbandingannya dengan sekarang kita bayar 30 rb rupiah (tarif termurah) kita bisa mengirim puluhan juta karakter kepada lawan bicara kita. 


Hampir bisa dibayangkan bukan siapa yang akan ditinggalkan ? 
Yup SMS, si SMS nantinya akan terlupakan karena maraknya program pengolah kata yang disediakan oleh pembuat aplikasi. Selain aplikasi chatting yang terlalu provacy sendiri, kita sekarang mengenal aplikasi sosial media. 

Sebuah system operasi yang berjalan diponsel pun sekarang akan dikatakan tertinggal jika tidak support dengan sosial media dan program chatting yang ada sekarang ini. 

Ironinya semua berbanding terbalik sekarang. Jika jaman dahulu kita terlatih untuk bisa berkomunikasi dengan public sekarang orang cenderung autis. Bahkan lebih mengkhawatirkannya lagi ada iklan layanan masyarakat yang mengungkapkan bahayanya sosial media bagi kehidupan nyata. 

Orang sekarang sangat terlatih untuk berbicara lewat wall mereka dibandingkan dengan teman setempat duduknya pada kereta yang mereka tumpangi dalam perjalanan. 

Tapi positifnya memang kita sebagai bangsa yang besar selalu menerima dengan baik perkembangan dan selalu mampu beradaptasi dengan baik. Program yang diperuntukkan berbicara satu sama lain seperti BBM, Line, dll, digunakan bukan hanya untuk berbincang saja melainkan untuk berjualan. 

Memang sungguh kreatif bangsa kita ini, persis seperti yang dibilang salah satu pendiri BBM baru-baru ini di koran online yang saya baca. Bahkan Indonesia merupakan tempat inspirasinya untuk mengembangkan BBM nya untuk membuatkan channel karena orang Indonesia senang berjualan melalui BBM nya. 

Sekarang kita tidak perlu mikir merangkai kata karena mahalnya mengirim 160 karakter keponsel orang lain. Tapi karena murahnya, sekarang tidak sedikit juga orang yang bertengkar disosial media dikarenakan banyaknya omongan yang selalu dikeluarkan yang akhirnya menyinggung perasaan sana-sini tanpa difikirkan lagi. 

Bahkan kerap kali sosial media digunakan untuk media perang psikologis karena bentuk kalimatnya memang disiapkan untuk membentuk opini negatif. 

Apapun juga namanya, semua tetap memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Tugas kita sekarang adalah, bijak-bijaklah dalam merangkai kalimat agar apa yang kita tulis jauh lebih bermanfaat daripada mudharatnya. 




Salam Kreatif, 





@rie fabian -










0 comments:

Posting Komentar

Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar dibawah ini.