Iklan :

23 Mei 2013

Menentukan Harga Sebuah Design


Masih banyak pertanyaan tentang menentukan harga perspektif dari pekerjaan membuat design. Sebuah formula yang ribet kadang suka diberikan kepada saya untuk menentukan sebuah harga untuk design, padahal kalau mau dibuat sederhana menjadi lebih mudah dan lebih nyaman untuk kita sampaikan kepada client yang ingin memesan design kepada kita. 
Saya ingin mengkatagorikan Design itu berdasarkan logika bukan rumusan hitungan baku yang sudah lama saya tinggalkan.

Dalam menentukan harga untuk sebuah design biasanya saya melihat sebagai fungsi. Design itu digunakan untuk apa ? 

Design yang akan saya buat itu untuk kegiatan berulang atau hanya untuk satu program saja. Kagiatan berulang itu biasanya saya contohkan seperti design untuk kemasan, Logo, Coorporate Identity, Company Profile.

Perbedaannya terletak pada penggunaan design kita secara terus menerus. Kalau kita menggunakan Perspektif yang lebih luas, client membayar kita satu kali untuk digunakan bisa sampai puluhan tahun. Logo itu kenapa jadi lebih mahal dari design yang lainnya karena logo digunakan seumur hidup perusahaan tersebut atau minimal seumur hidup direktur dari perusahaan tersebut (karena biasanya ganti jajaran baik direktur atau komisaris pasti akan berdampak pergantian sebuah logo).

Nah dari sudut pandang itu saya menyebutkan pembuatan design menjadi lebih mahal. Berbeda dengan pembuatan Design untuk Brosur yang digunakan untuk satu program tertentu yang bilamana program tersebut habis maka mereka akan mengganti designnya. 

Saya menyukai kegiatan bincang bersama kawan-kawan saya yang bergerak dibidang pembuatan Design. Ada dari mereka yang membuat rule dalam pembuatan design menggunakan royalti. Pada saat itu pekerjaan yang dilakukan adalah pembuatan design untuk kemasan sebuah produk Sabun. 

Dia memberikan harga Rp. 5.000.000,- (bukan harga sebenarnya) dan meminta royalti dari produk yang menggunakan itu sebagai kemasan sebuah sabun Rp. 5,- /pcs. Jadi misalkan jika sabun itu mengeluarkan 500.000 pcs dalam setiap bulannya, maka kawan saya menerima uang Rp 5,- x 500.000 Pcs itulah pemasukan pasif dia setiap bulannya. 

Itu berlaku selama si Perusahaan masih menggunakan Design dia untuk kemasannya. Akan tetapi ini akan menjadi sangat sulit karena kita secara tidak langsung ikut mengawasi produk yang beredar dipasaran agar kita tahu persis angka yang dilaporkan kepada kita setiap bulannya memang angka sebenarnya. 

" Nothing to lose sih rie, kenyataannya dia selalu memberikan laporan yang bukan sebenarnya, tapi seenggaknya dia menghargai design yang gue bikin sampai saat ini berjalan ditahun ketiga", setidaknya dia mengatakan itu kepada saya. 

Apakah itu sah ? 

Menurut saya itu sah-sah saja kok, karena kita tahu bahwa harga pembuatan sebuah design selalu tidak bisa diukur oleh teknis. Kalau ada yang menghitung berdasarkan dari jam kerja menurut saya itu tidak efisien, karena disana jadi terkesan seperti kuli bangunan yang dibayarkan perharinya walaupun angka perharinya lebih besar dibanding kuli tetap saja tidak bisa disamakan. 

Kalau kita melihat bahan sebagai berikut : 

Logo Bank Mandiri itu dibuat oleh seorang Designer dan diajukan harga Rp. 15 Miliar beserta pemaparan media akan publikasi logo tersebut, maka kalau kita hitung perharian itu bagaimana menghitungnya. Lalu untuk Pertamina Logo baru yang dibuatnya seharga 255.000 US Dollar tanpa pubilkasi dan sosialiasi apapun kemedia. Dan satu lagi untuk harga sebuah logo Bank BNI, mereka mengeluarkan biaya 2.7 Milyar rupiah untuk logo barunya. 

sumber : 
http://www.matilangkah.com/2012/08/berapa-harga-sebuah-logo.html

Ketika kita berbicara tentang harga yang dihitung berdasarkan lama pengerjaan perspektif harganya seperti terhitung kantoran. Padahal jam kantor itu 8 jam efektif dan waktu pengerjaan sebuah design logo perharinya bisa dilakukan sampai 24 jam. 

Sang designer tidak pernah lepas memikirkan sebuah ide sampai saat dia ingin pergi tidur dan akhirnya fikiran itu hilang ketika dia tidur. Belum lagi tidur yang dikejar deadline jadi jauh berkurang secara kualitas dan pada saat bangun yang difikirkan adalah ide baru apa yang akan dibuat untuk design logo tersebut.

Jadi bagaimana cara Anda menghitung sebuah jasa pembuatan design lagi-lagi pada saat ini tidak ada standard bakunya. Tidak seperti pengerjaan jasa yang lainnya yang sudah bisa ditaksir harga pengerjaannya. 

Kalau memang harganya menjadi mahal setidaknya seorang designer tersebut mampu memberikan portfolio yang sudah pernah dia kerjakan. Setidaknya client tidak membeli kucing dalam karung.

Jauh dari itu semua surat kontrak menjadi sangat penting sebelum kita mengerjakan pembuatan sebuah design. Jangan sampai Designer merasa dirugikan karena meletakkan harga pada selesai pengerjaan atau juga jangan sampai client merasa dirugikan pada saat sang Designer memberikan harga pada saat selesai pengerjaan. 

Semuanya memang lebih baik dibicarakan diawal agar ada kata sepakat diantara kedua belah pihak tanpa ada yang berasa dirugikan. Tentang bagaimana Anda ingin menentukan persepsi hargnya itu saya kembalikan lagi kepada Anda. 

Selamat Pagi kawans sampai ketemu lagi diartikel selanjutnya.



Salam Kreatif, 



@rie fabian -








0 comments:

Posting Komentar

Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar dibawah ini.