Iklan :

29 April 2013

Untuk Menjadi Seorang Designer


Sebelum saya menulis, izinkan saya untuk mengucapkan bela sungkawa kepada Ustad Jefrry Al Bukhary yang sudah terlebih dahulu pergi meninggalkan kita semua. Mudah - mudahan semua yang ditinggalkannya dapat diberikan kesabaran yang lebih dan yang telah pergi mendapatkan tempat yang terindah disisi Allah S.W.T, amien. Kritis merupakan salah satu tanda perkembangan jaman untuk era globalisasi dewasa ini. 


Dan tak terasa adik - adikku yang dulu masih kecil - kecil, sekarang sudah beranjak dewasa semuanya. Dua hari yang lalu saya dikunjungi oleh salah satu adik saya yang tinggal dibilangan BSD, dan ia meneruskan niatnya untuk menginap di rumah saya. 

Ternyata dia mendiskusikan tentang keinginannnya akan menerukan kuliah dibidang Design Komunikasi Visual. Karena dia mengertahui bahwa pekerjaan saya memang disekitaran jurusan yang akan dia ambil.

Pertanyaan dilempar bertubi - tubi demi memuaskan rasa ingin tahunya. Pertanyaan yang menarik menurut saya adalah  :

" Mas, menurut mas Arie untuk menjadi designer harus kuliah ndak ? " 

Ha ha ha ha .... dilema menjawab pertanyaan ini, dan saya sangat yakin benar kalau dia tidak ingin mendengar jawaban yang normatif atau diplomatis. Karena dia membutuhkan energi yang cukup besar untuk menanyakan permasalahan ini kepada saya. 

Seorang menentukan pilihan akan hidupnya dan harusnya selalu bisa mempertanggung jawabkan apapun keputusan yang sudah diambilnya, setidaknya saya memulai menjawab pertanyaan dia dengan kalimat itu. 

Ketika memang sudah kita pilih satu diantara dua jalan, maka kita harus serius dalam menjalankannya. Semua sudah pasti dengan apapun masalahnya, maka kita harus terus konsentrasi dalam mempertahankan arah jalan kita agar tidak timbul niatan untuk kembali lagi dan memulai jalan yang kedua. 

Setidaknya jawaban itu tidak bisa membuat dia puas, maka dengan wajah serius dia siap mendengarkan selanjutnya. 

Buat saya kuliah itu amat teramat penting, kuliah itu dapat membentuk kepribadian seseorang menjadi lebih baik lagi. Apapun alasannya, Universitas sangat membentuk saya menjadi orang yang penuh dengan tanggung jawab. Karena dalam kegiatan kuliah nantinya kita memang benar mengatur semua - muanya sendiri. Jadwal kuliah, mata kuliah, kerja sambil kuliah, dll. 

Disana saya sempat belajar banyak akan arti kata konsisten dan disiplin akan tujuan yaitu mengejar kelulusan. Namun terlepas akhirnya saya tidak bisa menyelesaikan kuliah saya, itupun sebuah pilihan akhirnya. Pilihan dimana yang saya ambil dikarenakan saya merasa tidak mampu meneruskan bidang yang menurut saya sangat sulit pada saat itu. 

Disini saya mengatakan memang ada keinginan lain yang membuat saya akhirnya berhenti kuliah, dan kebetulan saat itu adik saya ingin melanjutkan pendidikannya kejenjang Universitas. Maka daripada menunggu saya yang tidak tahu kapan lulusnya, maka saya memberikan saran kepada orang tua saya untuk memberhentikan saya kuliah dan memasukkan adik saya kesekolah lanjutan yaitu kuliah, dan itu pilihan saya. 

Dari Jurusan Informasi Teknologi Budi Luhur saya akhirnya mendalami dunia design. Pada saat itu ada sebuah studio design yang ingin membuat website dan mencari programmer untuk mengkompilasikan gambarnya dengan designnya. 

Menjawab pertanyaannya maka saya sarankan kuliah dulu, terlepas apapun jurusan yang ingin diambil. Sekalipun Design Komunikasi Visual yang akan dipilih sebagai jurusan yang akan kita pilih. 

Karena di Universitaslah nantinya kita akan belajar banyak bersosialisasi dan berkomunikasi. Apalagi yang berhubungan dengan design. Karena semua orang dapat membuat gambar yang bagus, tapi masih sedikit orang yang bisa mengkomunikasikan gambarnya baik secara visual maupun lisan kepada clientnya. 

Dan itu akan menjadi masalah yang sangat serius nantinya. 

Buat saya menjadi Designer itu harus update akan perkembangan, dan mudah bersosialisasi dengan orang yang ada disekitarnya. Seorang Designer harus mudah berkomunikasi dengan sesama designer dan dengan clientnya guna mencapai satu karya yang memang diinginkan oleh kedua belah pihak. 

Maka kuliah jadi amat penting dalam menentukan diantara dua pilihan tadi (kuliah atau tidak). 

Itu menurut kacamata saya, karena saya sering berbincang dengan sesama pekerja grafis dan mereka semua memang rata - rata setuju dengan apa yang saya katakan. 

"Tapi kalau memang orangnya gak mampu kuliah, dia berarti gak bisa jadi designer dong mas ?" 

Pertanyaan ini sepertinya mendekatkan saya pada kesimpulan bahwa dia tidak ingin kuliah, ha ha ha ... , lalu saya meneruskan jawabanya kembali, bahwa akan ada jalan buat mereka yang tidak bisa mendapatkan jalur pendidikan lewat jalur resmi (kuliah). Karena menurut saya ketika memang orang itu memiliki kemauan yang besar, maka disitu akan terbuka jalan yang lebar. 

Saya punya teman seorang pekerja Grafis juga, tidak kuliah bahkan tidak lulus SMA. Akan tetapi sekarang jasanya dia terus digunakan oleh beberapa animator-animator stasiun tv untuk membuatkan story boardnya. Yang dia lakukan adalah, bermain kekampus temannya, dimana temannya sedang menjalani kuliah disalah satu kampus Design swasta di Jakarta. 

Setidaknya itu caranya dia menunjukkan sebuah kemauan, dan dimulai dari membantu mengerjakan pekerjaan temannya ketika temannya sudah lulus kuliah dan berakhir dia mendapatkan banyak client dari teman yang selalu dibantunya tersebut. Dan sekarang dia sudah layaknya orang yang kuliah, karena sangat menguasai dari sisi komunikasi sebuah design maupun pembuatan satu visual digital itu sendiri. 

"Jadi banyak caranya, tapi untuk kamu yang memang memiliki cukup finansial, maka saya sarankan untuk kuliah dulu deh",  jawaban saya memberikan kepastian dan ketegasan. 

Karena menjalankan opsi kedua dengan tidak kuliah akan lebih berat dibandingkan dengan menjalankan rencana kuliah terlebih dahulu. Jalanan itu sangat keras, kalau kita tidak bisa bawa diri maka kita yang akan ketarik kesana dan akhirnya nyasar tanpa tahu arah dan tujuan. 

Dan syarat yang kedua untuk menjadi seorang Designer adalah mau berkembang dan maju. Berteman dengan teknologi menjadi syarat yang tidak bisa dihindarkan, mengingat kita hidup dijaman teknologi seperti sekarang ini. Apple, Macbook, I phone, Nikon D7000, dan lainnya harus kita temani dan kita ketahui. 

Karena dengan itu semua kita dapat lebih mudah dalam mengerjakan satu pekerjaan dalam rangkaian pekerjaan grafis. Jangan menutup diri akan perubahan, perkembangan dan kemajuan jaman. Berkawanlah dengan teknologi, lingkungan sekitar, buku yang yang selintasan lewat didepan mata kita, itu semua yang membuat kita bisa berkembang. 

Setidaknya itu 2 buah pertanyaan yang ingin saya postingkan kedalam blog saya kali ini. Memang belakangan banyak yang melihat bahwa menyenangkan menjadi pekerja grafis, mereka selalu terbayang akan kata "fun" dan memang tidak normatif. 

Akan tetapi satu hal yang harus kita fikirkan, realitanya terkadang tidak semudah itu juga. 







Salam Kreatif, 



@rie fabian -


















0 comments:

Posting Komentar

Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar dibawah ini.