Iklan :

23 Maret 2013

Titik Penyeimbang


Kebanyakan Air maka kita akan tenggelam didalamnya, begitu pula kebanyakan Api. Api dapat menjadi sumber kehidupan tapi juga bisa menjadi bencana kehidupan. Titik penyeimbang sangat diperlukan untuk diaplikasikan kedalam bentuk apapun. Segala sesuatu yang berlebihan akan menjadi malapetaka bagi yang mendapatkannya. Sekarang pertanyaannya, bagaimana dengan harta ? 


Saya sering sekali berbincang kepada kawan - kawan yang singgah keberanda rumah saya. Disana saya sering membahas tentang topik usaha yang memang sangat menarik dan tidak ada henti - hentinya dalam perkembangannya. 

Kembali kedalam pertanyaan tentang keseimbangan, bagaimana dengan harta ? 

Harta bisa didapat melalui usaha ataupun bekerja. Tapi saya agak kurang semangat kalau membicarakan dunia kerja saya lebih tertarik dibahas kedalam dunia usaha. Banyak kawan - kawan saya yang sangat berambisius dalam menjalankan usaha dan akhirnya terkapar diakhirnya. 

Permasalahannya lagi - lagi masalah penyeimbang, dimana kecepatan dengan hasil sulit sekali diimbangi. Ketika kita sedang terseret arus yang sangat cantik, dimana itu memungkinkan kita untuk mendapatkan lagi dan lagi, tapi disaat itu juga sering berujung dengan tragis. 

Melawan keserakahan yang menimbulkan hilangnya tingkat melupakan titik rasional pemikiran. Berfikir untung besar akhirnya malah mendapatkan malapetaka besar. Saya sering membahas tentang diagram yang saya buat dibawah : 


Kecepatan kerja yang sangat - sangat cepat akan menghasilkan tingkat kesalahan yang sangat besar. Dimana itu akan menyeret kita semua kedalam Jurang kehancuran. Lihat titik speed yang tinggi berbanding terbalik dengan hasil yang rendah. Musuh orang yang bergerak cepat adalah kualitas, dia memang pandai bermain kuantitas. Ini sudah pasti harus dijaga dengan quality control yang extra. 

Saya berbicara begini bukan berarti saya yang paling, tapi semua itu akhirnya sebuah kesimpulan dari saya membangun usaha secara perlahan - lahan, karena memang saya tidak padat modal. Dan dilema yang sering sekali saya hadapi adalah hal yang persis seperti ini. Saya selalu mengevaluasi ketika ritmenya mulai cepat, ketika beatnya semakin menanjak tajam maka saatnya saya harus mengevaluasi kembali pekerjaan tersebut. 

Kalau memang overall baik - baik saja, maka yang saya lakukan adalah menjaga tempo agar instrumen satu dengan instrumen lainnya tidak bertabrakan. Sama halnya seperti musik, jika memang ada satu instrumen yang fals, maka akan mempengaruhi hasil dari sebuah lagu. 

Lagu itu sama dengan hasil jika kita menjalankan sebuah usaha. Maka ketika kita mendengar ada salah satu instrumen yang fals, itu berarti kita harus berhenti sejenak dan membenarkan intrumen tersebut agar bisa kembali berharmonisasi dengan instrumen lainnya. 

Itu sama halnya dengan memperlambat tempo agar semuanya tidak berantakan. Ambisi boleh akan tetapi jangan nafsu. Karena kalau sudah masuk kedalam taraf nafsu maka yang bekerja adalah emosi belaka tidak didukung oleh akal sehat (rasional). 

Siapa sih yang tidak ingin untung banyak ? 
Siapa yang tidak mau maju ?
bukan begitu ?

Semua juga "ingin", tapi kalau saja kita terlalu memaksakan waktu yang belum seharusnya, maka kita juga akan mendapatkan masalah yang banyak. Kalau memang sudah siap yah silahkan saja, tapi hampir rata - rata dari kebanyakan orang yang datang ketempat saya belum siap. Ketika diterjang masalah besar maka mereka langsung mengeluh, padahal orang besar pasti memiliki masalah yang besar bukan ? 

Bagaimana kalau orang besar memiliki masalah yang kecil, itu patut dipertanyakan. Dari mulai tahun 2001 saya memulai usaha saya, jatuh bangun dan jatuh lagi, bahkan sampai sekarang saya belum tahu persis ini jatuh apa bangun sebenarnya.

Seru dan memang mendebarkan, ada banyak pengalaman yang sudah tidak bisa diceritakan lewat kata - kata lagi (lebay dikit, wakakakakaka). Tapi overall saya suka prosesnya. Menguatkan mental dan sadar akan diri. Kadang ada dibawah membuat kita ingin terus berusaha dan kadang diatas membuat kita beryukur dan selalu ingin membantu karena saya pernah dibawah. 

Jadi satu tindakan yang ideal adalah menjaga keseimbangan agar tetap berada ditengah - tengah. Tidak cepat dan tidak lambat. Jangan terlalu cepat, karena resikonya kita akan bermasalah dengan hasil tapi juga jangan terlalu lambat, nanti kita akan tertinggal dengan kompetitor kita. Jadi hitunglah tempo yang terbaik buat masing - masing diri kita sendiri. 

Karena semua memiliki keinginan tempo yang ideal berbeda - beda. ada yang diangka 70 ada yang diangka 60 ataupun ada yang ingin berada diangka aman 50 (sangat ideal). Tapi kita juga harus memperhatikan, jangan - jangan tempo kita menurun disetiap minggunya, itulah perlunya evaluasi. 

Jujurnya saya juga masih terus mencari tempo yang paling ideal untuk saya dan usaha saya. 



Selamat berjuang,





Salam Kreatif, 



@rie fabian -



















0 comments:

Posting Komentar

Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar dibawah ini.