Iklan :

30 Agustus 2012

Kesan dari Kota Klaten


Saya menghadiri acara Halal bi Halal Bapak Mertua saya di Klaten. Pada saat itu kebetulan saya diberikan tugas untuk mengabadikan moment tersebut, seksi dokumentasi kalau kata beliau. Acara itu berlangsung satu hari full. Dan karena Bapak mertua saya merupakan panitia inti dari acara itu, maka kami diharuskan datang satu hari sebelum acara untuk mempersiapkan perlengkapannya. 

Kali ini bukan hanya sekedar acara Halal bi Halal biasa. Karena Bapak mertua saya membuat Acara Halal bi Halal "Trah" dari beliau. Saya juga tadinya kurang mengerti dari istilah Trah tersebut, namun setelah mengikuti acara tersebut yang mau gak mau dari awal sampai selesai, perlahan saya agak dapat mengerti jalan ceritanya.

Acara Trah ini adalah memngurut dan mengumpulkan semua yang terkait dengan saudara kandung atau satu keturunan. Sampai Bapak Mertuaku membuat urutan silsilah mulai dari Eyang buyut kami. Ini merupakan sebuah hubungan sosial yang baru buat saya, karena selain saya keluarga kecil, saya juga tidak pernah mengadakan acara yang sedemikian kerennya. 


Ini sangat bagus sekali menurut saya, mengingat sekarang jaman sudah sangat modern maka silahturahmi mulai diminimalisasikan. Efek sosial dari minimalis silahturahmi adalah kita jadi tidak saling mengenal atau bertatap wajah dengan saudara kita sendiri. Maka dengan adanya acara seperti ini maka kita menjadi tahu, siapa saja saudara kita. 


Ada tiga bagian penting dalam Acara ini. Sambutan, Pengenalan Silsilah dan Ramah Tamah. Dan Bapak Mertua saya sangat cantik mengemas Acara tersebut sehingga tidak berkesan terlalu kaku atau formal. Beliau menyelipkan Acara tuker kado dan pemberian Door Prize, pantes bener ini mah beliau jadi Event Organizer. 

Dampak dari Acara ini, maka saya harus berada di Klaten selama 3 hari dua malam. Kota ini (Klaten) memang sungguh sejuk, dan memang asri kalau menurut saya pribadi. Ini memang kota kecil yang notabene nya kita bisa mengelilingi kota ini dalam waktu satu hari. Saya mengendarai mobil membeli peralatan ini dan itu terasa sekali jalan yang saya lalui hanya itu dan itu lagi. 

Lalu yang buat saya sangat terkejut, kota ini tidak memiliki Mall. Orang jika ingin berkunjung ke Mall harus pergi ke Jogjakarta, dan itu memiliki jarak tempuh 30 KM dari Klaten. Perjuangan gak sih ?  dan dampak tidak ada Mall disana juga tidak ada pula makanan cepat saji seperti KFC, MCD, dkk. 

Ini kota memang luar biasa, steril dari makanan fast food. Disana hanya ada satu Mall kecil yang isinya cuma Matahari saja. Lalu malam setelah acara berlangsung saya diajak makan keluar oleh adik sepupu saya disana. Itupun baru ketemu disana, lalu saya mengangguk tanda saya siap membawa mobil untuk melangsungkan hajat dia, makan diluar. 

Pergilah saya bersama beberapa Adik sepupu saya sambil ingin tahu isi dari Kota Klaten ini. Kami diantarkan ketempat makan Sirlo namanya. Disana menunya agak-agak western food, kebanyakan Steak. Agak kaget juga, karena jumlah Adik yang saya bawa banyak, langsung merogoh kantong untuk mengecek kesehatan kantong. 


Lalu saya mencoba meminta menu kepada pelayan dari tempat makan itu. Lagi - lagi saya dibuat kaget, dengan harganya bisa dibilang relatif murah. Bahkan bisa dibilang jauh bedanya dengan warung Steak yang ada di Jakarta. 

Melihat dari tempatnya, saya kagum dengan kreatifitas mereka dalam merencanakan tempat makannya. Branding gambarnya bagus - bagus, dan mereka memasang foto makanan buatan mereka dengan besar di setiap dinding mereka, membuat saya menggigil diawal. Tapi kalau caranya begini sih saya berani, maju terus. 

Saya memesan Iga bakar pada tempat makan itu. Dan adik - adik saya memesan steak - steak kesukaan mereka. Rupanya memang ini salah satu tempat makan favorit mereka, sehingga mereka sudah katam (hafal) menu sepertinya. 


Warung Steak di Klaten hanya ada dua mas, selain Sirlo disini juga ada Waroeng Steak, kata dia (Adik sepupuku). Lalu setelah saya selesai dengan makan - makannya lalu kami jalan sedikit memutari kota Klaten itu. Dan alhasil memang kecil, ya iyalah kan cuma 655.56 Km2 perbandingan dengan kota Jakarta 740,3 Km2. 

Tempat yang paling ramai disana adalah Alun - alun. Disana selalu ada acara seperti pasar tempat orang untuk berbincang dan berjualan. Dan satu hal lagi yang menarik, disana banyak makanan - makanan lokal Indonesia. Jika kita lihat disana banyak makanan seperti, Sate, Pecel Ayam, Soto ayam, dll. Setelah saya berputar-putar akhirnya kami kembali lagi kerumah. 

Setelah selesai Acara Halal bi Halal itu, kini tinggal ada foto - foto yang saya abadikan di kamera saya. Satu yang saya kangeni dengan kota ini adalah Sejuknya. Justru dengan kekurangannya kota ini bisa memberikan sebuah Atmosfir yang sangat berbeda dengan kota dimana saya tinggal, baik di Jakarta maupun di Tangerang sendiri. 

Mereka jauh lebih menghargai beberapa produk lokal mereka, mereka lebih menghargai makanan - makanan yang memang khas dari kota itu sendiri (Tradisional), dan mereka hidup sangat sederhana. Inilah yang membuat saya berkesan dengan kota Klaten. Saya bisa jamin umur mereka pasti panjang- panjang. Karena udara sejuk, makanan tidak terlalu tercemar, enak kan ? 

Selamat tinggal Klaten, semoga di tahun depan saya bisa berkunjung lagi kekotamu. 



Salam Kreatif, 



@rie fabian - 



4 comments:

Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar dibawah ini.