Setiap Film dibuat sudah hampir bisa dipastikan memiliki tujuan. Salah tujuan dalam pembuatan film adalah memelihara dan mengembangkan sebuah kebudayaan. Jika melihat hal tersebut maka, Film Avenger ini juga sudah bisa dipastikan memiliki tujuan yang kurang lebihnya sama dengan semua tujuan dasar dalam pembuatan Film.
Josh Wheden merupakan orang yang sangat berperan banyak pada film ini. Dimana dia merupakan Sutradara sekaligus Skenario dari film Avenger ini. Pembuat naskah Buffy and the Vampire Slayer ini dipercaya dalam membuat skenario pada film Avenger ini. Dan ternyata saya berhasil berdecak kagum atas naskah skenarionya untuk film Avenger ini.
Dari sudut pandang grafis sepertinya saya menilai inilah film terbaik secara grafis pada tahun ini. Dimana semuanya terkesan sangat sempurna sekali. Bukan hanya grafisnya saja mungkin, secara keseluruhan film ini memang sungguh luar biasa. Film ini diproduksi oleh Marvel Studio dan didistribusi oleh Walt Disney.
Avenger ini debut pertamanya ada pada tahun September 1963, pada saat itu keluar melalui medium komik. Publishing dari komik ini adalah Marvel Komik. Kita tentu tidak asing bukan oleh salah satu Jawara komik selain DC ini.
Kini sekarang kita bisa lihat filmnya di bioskop-bioskop di Indonesia. Bagaimana dengan pesan yang ingin disampaikan oleh film ini ?
Pesan yang disampaikan sama halnya pada komik Avengernya, Superior, tidak terkalahkan dan pengakuan bahwa Amerika merupakan Negara Adidaya yang sangat kuat. Bahkan Dewa sekalipun tidak bisa meruntuhkan ke Adidayaan Amerika itu sendiri. Bagaimana kita melihat Seorang Kapten Amerika yang menepis palu nya Thor (seorang Dewa dari Alam yang beda) mampu ditahan menggunakan perisai sang Kapten Amerika.
Dan kita juga bisa melihat Hulk membanting-banting Loki, seraya mengatakan "Dewa Lemah" juga menggambarkan posisi tetap merekalah yang terkuat, sekalipun dia Dewa. Cerita ini terus menerus dibudi dayakan sebagai komodifikasi budaya dari Negeri Paman Sam.
Jika Anak kecil diberikan komik tentang peperangan sangat tidak lazim, maka dengan diberikan komik ini, maka dari kecil mereka akan bangga akan Amerika. Bagaimana dengan Indonesia ? apakah anak-anak Indonesia juga mencintai karakter-karakter Superheroes ini ?
Jika melihat film ini kita seperti terbawa kedalam satu kisah legenda, dimana kita pernah membaca komik ini puluhan tahun yang lalu. Nampak seperti memang benar-benar menjadi sejarah untuk Amerika itu sendiri.
Tapi apapun pesannya, saya menonton film ini untuk melihat kemajuan visual yang sedang terjadi pada abad modern ini. Jika kita jaman dahulu disuguhkan oleh film kartun 2 dimensi yang masih lucu-lucu gambarnya, sekarang sudah menggunakan pemeran sungguhan dalam sebuah tokohnya.
Pada saat jendela alam lain terbuka dan peperangan dimulai, film mulai terasa membosankan. Seperti monoton, tapi sang sutradara memang pintar kali ini, dia menyelipkan beberapa humor yang membuat kita lupa akan rasa bosan itu sendiri.
Saya sempat berfikir, pasti mereka belajar ini dari opera van Java .......
Salam kreatif,
@rie fabian -
Curiga,..mereka penonton setia OVJ rie..
BalasHapushahahahahahahahahahaha ..
BalasHapusKayaknya sih begitu Mama Olive ..
@rie fabian-
www.fabianstudio.biz
Di Indonesia, tiap hari dicekokin sinetron mulu, sedangkan kebanggan yang ditanamkan adalah segan dengan buatan India :D
BalasHapusItulah makanya ..
BalasHapusSalam Kreatif,
@rie fabian-
www.fabianstudio.biz
gak cuma sinetron...skrng lagi marak2 nie boy n girlband...
BalasHapusapa lagi kebanyakan "jiplakan" dari korea....aduh, mlah pada bngga lagi...kapan majunya ni negara lok kya gitu......tiap kali cuma bisa niru.....
Menjiplak untuk mempelajari sih saya fikir itu tidak masalah, yang jadi masalah kalau kita tidak menimbulkan hal yang baru dari meniru itu, yang ada kita hanya bisa terus menjiplak tanpa ada kreatifitas apa apa.
BalasHapusKarena ATM (Amati Tiru Modifikasi) masih merupakan trik yang ampuh, jangan tiru tiru dan tiru itu baru merusak kreatifitas ..
@rie fabian-
www.fabianstudio.biz