"Saya beli Galaxy Tab dong ....." teriak Firqi kepada temannya.
"Kamu gak beli ar ?", tanya Firqi lagi kepada Ardi.
Ardi hanya diam sejenak sambil memainkan macbook pro nya mengerjakan design yang sedang dibuatnya.
"Nantilah saya fikirkan dulu Qi", Jawab Ardi datar.
"Yah payah dah, designer gak gaul .... " teriak Firqi sambil kaburrrrr......
4 Bulan kemudian ...
"Hadew....... " teriak Firqi kepada Ardi.
" Kenapa lo ? ", Tanya Ardi kepada Firqi.
"Payah banget niy Galaxy Tab yang ini, gak ada simcardnya, jadi gue kemana-mana harus nyari wifi, sedangkan sekarang yang terbaru sudah ada simcardnya ", Lanjut si Firqi.
"Ha ha ha ha .... " si Ardi mendadak geli melihat Firqi.
"Kenapa lo ketawa ?", tanya si Firqi kepada Ardi.
"Sukses lo jadi korban iklan, korban teknologi, korban gadget", kali ini si Ardi yang bicara sambil berlari.
Yah mungkin tidak habisnya saya membuat sebuah cerita pendek berbicara tentang gadget ini. Karena di seharian saya memang banyak yang menginspirasi saya untuk membuat sebuah cerita ini. Saya tidak perlu menyebutkan siapa orangnya, dan cerita ini selalu lalu lalang dikuping saya disetiap harinya.
Ada memang orang spesially untuk dijadikan korban dalam kecanggihan teknologi, tidak boleh melihat barang baru langsung gas. Beberapa bulan kemudian langsung lesu, karena varian tercanggihnya keluar dalam waktu yang sangat dekat, itu karena dipicu oleh kompetitor produk tersebut sudah mengeluarkan versi yang lebih baru.
Kalau kita bahas ebook nya Pandji Pragi Waksono dalam Bab II nya tentang beberapa type manusia menurut Malcom Gladwell, dimana :
- Innovator
- Early Adaptor
- Early Majority
- Late Majorty
- Laggard.
Maka si Firqi bukan seorang yang bersifat Innovator yang Pandji bilang. Dimana seorang Inovator adalah type orang yang selalu mencari hal baru, selalu bertualang tidak kuatir akan trend yang berlalu dan tidak PERNAH MENGIKUTI TREND.
Kita cuma ingin dibilang selalu Update dan berusaha untuk tidak menjadi Laggard, yaitu type orang yang hanya menyicipi basian saja. Untuk perihal teknologi kita harus pertimbangkan terlebih dahulu faktor need's nya dari kita untuk barang tersebut. Atau kita hanya akan menjadi "basi" an nya teknologi. Pada saat yang baru, yang canggih, dan yang efektif keluar anda malah memiliki gadget yang "kentang" alias tanggung.
Bijak, bijak dan bijak menyikapi hal yang bergulir didepan mata Anda, dengan iming-iming memudahkan kerja Anda, mempersingkat waktu Anda, dan yang sering disebutkan dalam bahasa iklannya adalah "murah", karena fungsinya bisa memotong banyak cost Anda. Dan 0% untuk pemegang kartu ... halah ...
Amati dengan benar apa yang terjadi sesungguhnya ketika trend mulai bergeser, jangan mau "melulu" jadi korban teknologi karena hanya ingin dianggap update Gadget.
Itu sih saran saya aja, kalau memang tidak cocok sama Anda yah tidak apa-apa juga.
Salam Kreatif,
@rie fabian
Kalo saya mah yg penting bisa sms sama tlp.....hehehe
BalasHapusYah itu memang tergantung manfaat dan itulah fungsi bijaksana yang saya bilang.
HapusMakasih komentarnya om syeful,
@rie fabian
Setuju banget Arie, aku juga gak pernah tergoda dengan update gadget terbaru, walau budget buat belinya ada tapi lebih baik dibelanjakan buat hal lain yg lebih penting atau ditabung, gadget yg sudah dimiliki pun biar agak jadul tapi masih banyak fitur yg fungsional dan mendukung aktivitas kita.
HapusCerita mantap
Makasih mbak Ani ...
HapusKalau aku biangnya lebih bijak aja.
Baru tapi belum perlu mending di keep dulu sampai benar-benar kita bisa mengerti fungsi benda itu untuk membantu kita.
Thanks atas komentarnya,
@rie fabian