Sebelum kita memasuki area typografi ada baiknya kita mengenal sebuah sejarah tentang dari alphabetnya sendiri. Typografi adalah sebuah pengetahuan gafis yang berbasis penyusunan huruf dan kata - kata.
Kata - kata typografi ini dikenal mulai dari tahun 1980 di Indonesia, dimana kala itu sebuah estetika bentuk masih banyak dikuasai oleh huruf dan kata - kata, itu kalau menurut sejarah ibu saya yang dulunya pernah bekerja pada sebuah percetakan yang mengurusi huruf.
Jaman dahulu kala jika menurut beliau huruf itu masih dimuonting satu persatu. Jadi satu huruf itu
mempunyai satu kotak besar yang disusun perkata. Sayang beliau tidak mendokumentasikan pada saat itu. Jadi sebelum masuk kepada pembahasan Typografi kita coba mengenal sejarah sebuah huruf terlebih dahulu.
Kita sudah sering lihat atau baca artikel ini yang sudah dicopi paste berapa kali kedalam blog-blog dari sumbernya (wikipedia), sekarang saya menjelaskan sejenak bahwa kata alphabet berasal dari bahasa yunani yaitu alpha dan beta jadilah alpabet. Jika ingin lebih lengkap saya ambilkan artikel dari blog tetangga saya yang bunyinya :
Kata alphabet berasal dari alpha dan beta, dua huruf pertama sistem penulisan bangsa Yunani. Alphabet yg kita kenal sekarang ini pertama sekali dikembangkan oleh bangsa Mesir kuno. Sistem penulisan mereka disebut hieroglyphyc, yg artinya tulisan para pemuka agama. Dalam sistem ini lambang/gambar dipergunakan untuk menyatakan objek/ode-ide. Selanjutnya bangsa Mesir juga menggunakan lambang/simbol untuk menyatakan sebuah huruf, contohnya : air disebut nu, dan dinyatakan dengan lambang riak/gelombang. Selanjutnya mereka menggunakan lambang ini untuk lambang bunyi suara n, yakni bunyi huruf pertama dari kata (dalam bahsa mereka) untuk menyatakan air.Setelah masa itu datanglah bangsa Phonecia, yg mengembangkan sistem alphabet yg sebenarnya,dimana huruf-huruf dipergunakan sebagai lambang bunyi. Huruf-huruf tersebut kebanyakan diambil dari huruf Mesir, tetapi beberapa diantaranya berbeda. Kemungkinan perbedaan ini diambil dari sistem penulisan bangsa Syira.Sistem alphabet bangsa Phonecia memiliki 19 huruf dan tidak memiliki huruf hidup.
Sejumlah besar bangsa-bangsa, termasuk bangsa Yunani mengadopsi sistem alphabet Phonecia. Bangsa Yunani membuat beberapa perubahan dan menambahkan sejumlah huruf vokal kedalamnya. Sistem alphabet Yunani ini memiliki 24 huruf. Beberapa (lambang) huruf diantaranya sama seperti yg kita pergunakan sekarang, misalnya huruf N (Nu) dan O(Omicron). Setelah bangsa Yunani selesai mengembangkan sistem alphabetnya. bangsa Romawi mengadopsinya. Mereka juga membuat beberapa perubahan. Mereka menambah & menghapuskan beberapa huruf dan mengubahnya dengan bentuk huruf yg berbeda. Alphabet Romawi terdiri atas 23 huruf,3 huruf U,W dan J yg ditemui dalam sistem alphabet kita merupakan tambahan. Huruf U dan W dibuat dari huruf Romawi V-yg melambangkan bunyi dari kedua suara tersebut, dan J dari huruf Romawi I. Romawi menaklukan banyak negara dan
oleh karena itulah metode penulisan mereka tersebar luas. sampai kenegara kita sekarang ini
Nah setelah itu kita flashback kebelakang kembali lalu bagaimana dengan sejarah alpabet dari bangsa yunani sendiri mari kita lihat :
Bahasa Yunani memiliki dua puluh empat aksara (huruf). Sebenarnya masih ada huruf-huruf lain, tetapi tidak digunakan lagi sebelum periode klasik. Perjanjian Baru Yunani ditulis dalam huruf kapital tanpa tanda baca, tekanan suara, bahkan tanpa spasi antar huruf. Sebagai contoh, frasa pertama Yohanes 1:1.
ΕΝΑΡΧΗΗΝΟΛΟΓΟΣ
Huruf kecil dikembangkan setelah akhir abad pertama Masehi dan frasa pertama Yohanes 1:1 disalin menjadi:
εν αρχη ην ο λογος
en arkhê ên ho logos
Α - α - Alpha
Aksara pertama, dibunyikan seperti a dalam abad, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf a. Secara figuratif digunakan untuk menunjukkan urutan pertama.
Penyalinan huruf (transliterasi) adalah kemiripan suatu huruf dalam bahasa lain, seperti α - alpha di atas. Hal ini tidak berarti bahwa kombinasi yang mirip dari aksara suatu bahasa bermakna sama seperti kombinasi dalam bahasa lain. Kata dalam bahasa Indonesia adalah kombinasi huruf tertentu yang mengandung makna sedangkan κατα-kata dalam bahasa Yunani berarti sesuai dengan, menurut. Disebabkan oleh kemiripan suara dan fungsi antara α - alpha Yunani dengan huruf Latin a, maka dikatakan bahwa aksara Latin a adalah transliterasi dari aksara Yunani α - alpha.
Β - β - Beta
Aksara kedua, dibunyikan seperti b dalam badan, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf b.
Γ - γ - Gamma
Aksara ketiga, dibunyikan seperti g dalam gigi, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf g. Aksara γ -gamma memiliki bunyi g yang keras, jika diikuti dengan γ-gamma, κ -kappa, χ-khi atau ξ -xi, aksara ini dibunyikan n.
αγγελλος
aggelos
dibunyikan: ang-e-los
Δ - δ - Delta
Aksara keempat, dibunyikan seperti d dalam dada, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf d.
Ε - ε - Epsilon
Aksara kelima, dibunyikan PENDEK seperti e dalam enak, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf e.
Ζ - ζ - Zeta
Aksara keenam, dibunyikan seperti z dalam zalim, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf z. Untuk membedakannya dengan bunyi s, sebagian kalangan mengucapkan huruf ini di awal kata dengan z, tetapi di tengah kata dengan dz.
βαπτιζω - baptizô diucapkan: bap-tid-zo, AKU MEMBAPTIS
Η - η - Eta
Aksara ketujuh, dibunyikan PANJANG seperti e dalam enak, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf ê, yaitu e dengan karakter ^ di atasnya [ALT-0234]. Harap bedakan aksara ini dengan aksara Latin h atau n.
Θ - θ - Theta
Aksara kedelapan, dibunyikan seperti th dalam kata Inggris thank (terima kasih), diucapkan dengan meletakkan lidah di antara gigi atas dan bawah serta menghembuskan nafas keras. Aksara ini dialih-hurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf th. Ada lima aksara Yunani yang ditransliterasikan dalam gabungan dua aksara Latin seperti di atas. Aksara seperti ini disebut konsonan ganda.
Ι - ι - Iota
Aksara kesembilan, dibunyikan seperti i dalam ibu, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf i.
Κ - κ - Kappa
Aksara kesepuluh, dibunyikan seperti k dalam kabar, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf k.
Λ - λ - Lambda
Aksara kesebelas, dibunyikan seperti l dalam lada, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf l.
Μ - μ - Mu
Aksara kedua belas, dibunyikan seperti m dalam mata, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf m.
Nama konsonan dibentuk dengan bantuan sebuah vokal, tetapi bunyi konsonan itu tidak termasuk vokal itu. Sebagai contoh, jika kata μ - mu muncul dalam suatu kata, tidak ada bunyi u di sana.
μαγεια - mageia, PERBUATAN SIHIR/MAGIC
Ν - ν - Nu
Aksara ketiga belas, dibunyikan seperti n dalam nama, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf n. Dari segi bentuk aksara ν - nu Yunani mirip dengan aksara Latin v, dan dalam hal ini kita harus dapat membedakannya.
Ξ - ξ - Xi
Aksara keempat belas, dibunyikan seperti x (ks) dalam kata Inggris text (baca: tekst), dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf x.
Ο - ο - Omicron (baca: o-mai-kron)
Aksara kelima belas, dibunyikan seperti o dalam obat, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf o.
Π - π - Pi
Aksara keenam belas, dibunyikan seperti p dalam padat, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf p.
Ρ - ρ - Rho
Aksara ketujuh belas, dibunyikan seperti r dalam raba, dan dialih-hurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf r. Bentuk huruf ini mirip dengan p dalam aksara Latin, seyogianya kita berhati-hati agar tidak menganggapnya sebagai p.
Σ - σ - ς - Sigma
Aksara kedelapan belas, dibunyikan seperti s dalam sabar, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf s. Ada dua bentuk huruf sigma dalam bahasa Yunani, ς muncul pada akhir kata dan σ terletak di awal dan tengah kata, misalnya:
αποστολος – apostolos, Rasul
Τ - τ - Tau
Aksara kesembilan belas, dibunyikan seperti t dalam tahan, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf t.
Υ - υ - Upsilon, baca: ap-sai-lon
Aksara kedua puluh, dibunyikan seperti u dalam udang, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf u. Jika aksara ini dikombinasikan dengan vokal lain seperti ε - epsilon dan η - êta, maka bunyinya berubah yu, sebagian mengucapkannya dengan ev.
ευαγγελιστης – euaggelistês,
baca: yu-ang-gel-is-tes, atau: ev-ang-gel-is-tes, evangelis, penginjil
Aksara kapital mirip dengan aksara Y Latin dan bentuk inilah yang banyak diserap serta seringkali ditulis dengan aksara y kecil, misalnya:
δυναμις -dunamis, menjadi dynamis
φυσικος -phusikos menjadi physikos
υπερ - huper menjadi hyper
υρο - hupo menjadi hypo
κερυγμα - kerugma menjadi kerygma
κυριος - kurios menjadi kyrios
μυστεριον - musterion menjadi mysterion,
dan lain-lain
Φ - φ - Phi
Aksara kedua puluh satu, dibunyikan seperti f dalam fajar, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf ph. Huruf kecil phi memiliki dua bentuk penulisan seperti di atas.
Χ - χ - Chi
Aksara kedua puluh dua, dibunyikan seperti ch dalam kata Jerman loch, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf kh (Indonesia) atau ch (Inggris). Bentuk huruf ini mirip dan harap dibedakandengan x Latin. Istilah bahasa Inggris untuk hari Natal yaitu Christmas disingkat X-mas berasal dari huruf ini, yaitu perkembangan dari kata ΧΡΙΣΤΟΣ, χριστος - khristos, Kristus.
Ψ - ψ - Psi
Aksara kedua puluh tiga, dibunyikan seperti ps dalam kata epilepsi (ayan), dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf ps.
Ω - ω - Omega
Aksara terakhir atau aksara kedua puluh empat, dibunyikan PANJANG seperti o dalam kata obat, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf ô [ALT-0244] yaitu huruf o dengan karakter ^ di atasnya. Harap bedakan aksara ini dengan w Latin.
Secara Ringkas sebagai berikut
KUNCI TRANSLITERASI :
Α - α - Alpha : transliterasi "a"
Β - β - Beta : transliterasi "b"
Γ - γ - Gamma : transliterasi "g"
Δ - δ - Delta : transliterasi "d"
Ε - ε - Epsilon : transliterasi "e"
Ζ - ζ - Zeta : transliterasi "Z"
Η - η - Eta : transliterasi "ê" Ê
Θ - θ - Theta : transliterasi "th"
Ι - ι - Iota : transliterasi "i"
Κ - κ - Kappa : transliterasi "k"
Λ - λ - Lambda : transliterasi "l"
Μ - μ - Mu : transliterasi "m"
Ν - ν - Nu : transliterasi "n"
Ξ - ξ - Xi : transliterasi "X"
Ο - ο - Omicron : transliterasi "o"
Π - π - Pi : transliterasi "p"
Ρ - ρ - Rho : transliterasi "r"
Σ - σ - ς Sigma : transliterasi "s"
Τ - τ - Tau : transliterasi "t"
Υ - υ - Upsilon : transliterasi "u"
Φ - φ - Phi : transliterasi "ph"
Χ - χ - Chi : transliterasi "ch" atau "kh"
Ψ - ψ - Psi : transliterasi "ps"
Ω - ω - Omega : transliterasi "ô" atau "Ô"
Nah jadi kalau kita sering lihat symbol diatas tersebut adalah symbol - symbol yang berada pada pelajaran fisika maka sebenarnya itu adalah symbol dari bangsa Yunani yang merupakan cikal bakal dari alpabet bahasa kita sekarang.
Jadi begitu kita masuk pembahasan Typografi nanti kita sudah tahu cikal bakalnya sejarah alpabet dan huruf yang sering kita gunakan sekarang. Karena satu hal apapun yang anda toreh pada design anda nantinya harus mempunyai sebuah alasan kenapa anda membuat design sedemikian rupa selain alasan standard estetika bentuk saja. Mari saling melengkapi pengetahuan kita dibidang seni dan terapannya.
Semoga artikel saya dapat menambah pengetahuan dari pembaca blog saya.
Terima kasih dan salam kreatif, @rie fabian.
0 comments:
Posting Komentar
Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar dibawah ini.