Iklan :

2 April 2011

PLAGIAT ?

















kalau kita melihat definisi dari kata Plagiat adalah Pengambilan karya (pendapat, dsb) orang lain seolah - olah karya (pendapat,dsb) sendiri. Misal mengatas namakan karya orang lain atas namanya sendiri, begitu yang saya baca dari website arti kata. Maka kita harus benar - benar sangat detil dengan konteksnya terlebih dahulu.

Pada musik misalnya ada kutipan undang - undang yang berbunyi :

"Jika mengacu pada Undang-Undang Hak Cipta Tahun 2002 sebagai perbaikan dari Undang-Undang Hak Cipta Tahun 1982, maka sudah selayaknya para musisi kita lebih berhati-hati dalam menciptakan sebuah karya. Karena dalam acuannya, sebuah karya musik dianggap plagiat jika memiliki kesamaan atau kemiripan dengan lagu lainnya sebanyak delapan bar."

Kita melihat kata delapan bar disana. Kenapa ada delapan bar ? Akankah pada 10 tahun lagi ini akan menjadi 12 Bar. Jadi Plagiatnya atau aturannya yang sudah plagiat ? banyak hal yang kita buat merupakan refrensi dari karya orang lain. Pada saat berjalan kita mendengar lagu sangat indah, pada saat datang diseuatu lokasi kita melihat gambar yang bagus dan tiba - tiba semua berstimulus pada otak kiri dan akhirnya terekam tanpa kita sengaja menyimpannya. Lalu Satu minggu kemudian kita membuat hasil karya yang tanpa kita sadari mirip dengan apa yang telah terekam pada otak kiri kita lalu menghasilkan guratan layout atau komposisi musik yang sama mirip dengan musik atau karya yang telah kita dengar satu minggu yang lain, apakah ini plagiat ?

Dalam sebuah karya Graphic design pun sama seperti itu. Gambar billboard atau opening iklan di Indo akan sama persis ketika kita melihat opening - opening Program pada saluran televisi luar, apakah ini plagiat ? saya pernah mendengar satu rumusan (maaf saya lupa dimana saya membaca) Sebuah karya design jika hasil layoutnya sama persis sebanyak 70% maka itu bisa dianggap Plagiat karya orang lain. Dari mana 70 % nya ? apakah 10 tahun lagi akan berganti 60%.

Karya murni, masih ada ? Ini yang masih saya sangsikan keabsahannya ketika orang berbicara this is my master piece, karya murni saya tanpa menjiplak, saya kurang yakin ini ada. Berbicara tentang ini seperti membicarakan kaum kapitalis yang selalu memenjarakan ekspresi orang untuk berkarya. Hal ini yang terkadang membuat sebuah graphter,musisi, pelukis, dll sangat hati - hati membuat karya dan bisa dipastikan karya nya akan nampak biasa saja karena eksperinya dipenjara oleh aturan. Padahal setau saya sebuah karya yang bagus terkadang kita harus menyalahi "aturan" (ini aturan loh yah bukan hukum dipahami dengan benar).

Mari berkarya dengan jiwa yang kosong tanpa beban dan seakan - akan tidak ada aturan, Jika kebenaran kedapatan sama dengan karya orang lain berarti daya fikir anda sudah ideal dan memang biasakan dalam berkarya menggagas 2 konsep agar bisa ada cadangan konsep. Sudah banyak memang karya sehingga semua berputar kembali kepada porosnya.Sebagaimana kita kembali tertarik ketika film Romeo dan Juliet di buat kembali padahal itu adalah karya yang pernah kita tahu dan sering kita baca sampai hapal ceritanya diluar kepala. Namun beginilah perputaran Karya. Selalu kembali kedepan dan kebelakang dalam mengatasi kebosanan atau titik jenuh.

Seorang seniman yang baik adalah berangkat dari negeri sendiri dengan membanggakan budaya dan sisi seni tradisional negerinya sendiri, itu yang dinamakan kreatif. Tidak lupa dengan budaya bangsa. Karena biar bagaimana pun kita mengikuti sejarah Superman, Spiderman, dll itu merupakan satu guide yang tidak akan pernah kita tahu asal - usulnya. Jika kita memang kita seniman sejati kita tidak akan kapitalis. Karena karya yang baik sesungguhnya merupakan sebuah karya yang bisa membuat diri kita sendiri sangat bangga tanpa harus mendapatkan pujian dari orang lain, kurang lebih seperti itu harfiahnya. Tanpa teriak - teriak bahwa ini merupakan karyanya dengan membanggakan diri berlari kesana kemari dan berbicara ini adalah karya saya. Seni tidak membutuhkan pengakuan dari orang lain karena seni hanya butuh pengakuan dari diri sendiri. Jika ingin berbisnis yah berbisnislah jangan membawa - bawa kalimat - kalimat seni murni.

Memang agak rancu ketika seni dijadikan bisnis oleh banyak orang, bahkan kita sedang melihat industri seni maju pesat di negeri kita ini. Dengan begitu banyak mengundang para kaum kapitalis untuk datang kepada industri yang menjanjikan ini akhirnya yah bayangin sendiri aja gimana kalau semuanya dibandrol dengan harga dengan label - label hak cipta dan sebagainya. Semoga kita bisa terus berkarya lupakanlah aturan yang hanya bisa membuat ide kita buntu karena ada tembok besar bertuliskan hak cipta. Lupakan sejenak tentang itu selsaikan dahulu idemu baru berfikir tentang plagiat dan kesamaan karya kita. Maka kita akan menghasilkan suatu karya yang maksimal dan original dari otak kiri kita.

Saya tidak menyalahkan aturan. Namun saya hanya ingin mengajak Anda membuat satu haril karya yang maksimal tanpa harus mempunyai benang fikiran ini nyontek si Anu, lalu kita buat kembali langsung berfikiran lagi ini seperti kaya si Entu, kerja lagi dan terus begitu lagi maka tidak mustahil sampai deadline yang ditentukan kerjaanmu tak akan pernah selesai, karena orginalitas sudah hampir tidak ada walaupun ada. Terus mencoba sampai Anda bisa menemukan satu identitas diri anda sendiri tanpa takut kembali ini akan terkesan menjiplak. Ada satu moment jika kita tekun kita akan menemukan citra rasa diri kita sendiri dan akan menghasilkan karya kita sendiri dengan sentuhan originalitas diri kita sendiri.


Mari membuat Indonesia kita adalah bangsa yang kreatif .
Berfikir kreatif maka bangsa terselamatkan.


Arie fabian



0 comments:

Posting Komentar

Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar dibawah ini.