Iklan :

1 Mei 2011

Penderitaan Kota Jakarta



Bagi Pinnya dong ? ..... Pembicaraan ini sangat menjadi trend yang luar biasa dikalangan muda - mudi Indonesia. Gak punya Pin gak gaya, gak bisa dapat informasi tentang trend zaman sekarang, susah dikabari, dsb. Baru kita kumpulkan uang dan membeli BB baru lanjut kembali, BB lo apa coi ? Waduh hari gini masih aja pakai Gemini, lambat itukan masih pakai Edge ganti Storm dong biar cepat informasi sampai. Donwload cepat dan upload kilat.

Sungguh menderita hidup dikota Jakarta yah. Tidak jawab saya. Gadget itu merupakan hal pelengkap bukan bagian dari sandang, pangan dan Papan. Kita memang harus pintar dalam mensiasati hal ini. Beberapa kali kita lihat tekanan demi tekanan terus kita alami saat kita menggunakan gadget yang ketinggalan namun coba anda fikirkan perkembangan tekhnologi seberapa cepat ?

Banyak cara untuk bertahan tanpa harus mengikuti perkembangan tekhnologi. Fikir yang kita butuh bukan fikir yang kita mau. Ini jarang ada yang bisa membedakannya. Kita terus terbawa oleh satu tempat dimana memang disana kita melihat seakan kita diseret untuk mengikuti gaya hidupnya, tapi analisa kembali mampukah kita ?

Sudah mutlak Indonesia menjadi negara Komsumtif terbesar. Export karet bekas saja laku ke Indonesia apalagi gadget. Apa - apaan yah seperti Negara yang menerima sampah dari luar sana. Segala sesuatu yang bermerk luar negeri langsung jadi trend, sampai - sampai kita dulu tidak bisa menghargai karya kita sendiri (batik), begitu diklaim sama Negara tetangga baru kita seperti kebakaran jenggot meributkan hak cipta dan lain-lainnya.

Saya masih sangat ingat sekali pada saat itu saya masih duduk di bangku kuliah jurusan Tekhnik Informatika di Budi Luhur, dan ada dosen yang baru selesai studi banding dari german kebetulan ngajar dikelas saya dan beliau baru balik beberapa bulan di Indonesia.

Beliau bercerita sedikit kepada kami (satu kelas). "Indonesia hebat yah, disini System Operasinya sudah memakai Windows XP semua, kalau saya digerman masih menggunakan Windows 98", kata beliau. Ini satu pembuktian bahwa memang negara kita follower terbaik untuk Produk luar Negeri.

Fikirkan kemampuan kita dalam mengikuti perkembangan jaman. Sampai seberapa perlukah kita mengikuti perkembangan Gadget tersebut. Bijaklah dalam memilih antara kebutuhan dengan keinginan. Pintar - pintar membedakan antara kebutuhan dengan keinginan. Ingat manusia lahir dititipkan rasa serakah, jadi dikendalikan bilamana kita tahu itu tidak bisa dihilangkan.

Cuma gara - gara teman semua pakai BB kita setengah mati mengusahakan sampai ngutang - ngutang (kartu kredit) untuk mengimbangi pola hidup teman kita. Sebulan kemudian mereka menggunakan IPAD, lagi kita mati - matian mengejar membeli Ipad, begitu terus 6 bulan dompetnya pasti stadium akhir dan akan divonis hukuman mati.

Ingat Tekhnologi seperti pedang bermata dua, bijak anda selamat tidak bijak anda celaka. Kalau memang mengejar BBM saja beli BB yang murah asal bisa bbm an dengan teman kita. Jika tidak juga akali dengan Yahoo massanger saja, yang pasti disetiap BB mempunyai Yahoo massanger.

Tidak bisa beli handphone canggih install yahoo massanger dikomputer kita. Jangan kita yang dikendalikan dunia, kita yang harus mengendalikan dunia. Kita harus bisa jadi diri kita sendiri bukan menjadi orang lain. Jika memang mau kita harus pandai mensiasati tekhnologi tersebut.

Semakin canggih memang sekarang, dimana kita melihat tukang parkir sudah berkurang karena pos - pos pemberi karcis sudah tidak dijaga kembali dengan manusia melainkan dengan mesin, jadi ini sebenarnya merugikan atau menguntungkan ?, coba anda jawab sendiri.

Saya ikut seminar Smart Financial di gedung BII pada saat itu diundang dengan market plus. Pembicara itu bilang sungguh menderita orang - orang yang tinggal dijakarta. Gaji kecil tuntutan hidup besar. Gaya hidup orang kota Jakarta dapat membunuh seseorang. Sedemikian kronis penderitaan orang kota. Jika kita pergi ke desa disana kita tahu penghasilannya tidak sebesar jakarta tapi mereka selalu hidup sederhana tanpa diperngaruhi gaya hidup yang berlebih - lebihan.

Coba bayangkan jika kita harus membayar cicilan BB setiap bulannya, cicilan Pulsa untuk Internetan, cicilan rumah, cicilan kartu kredit, dll. Lebih besar mana cicilan dengan gaji yang kita dapat perbulan ?. Yah minimal Impas, iya gak, Impas saja sudah bagus. Kadang minus dan kadang kita sakit keras dikantong kita pada saat akhir bulan.

Luar biasa yah .... Yah suka gak suka memang itu kota Jakarta kita harus hadapi dan tidak bisa kita lari. Satu - satunya jalan kita harus cerdas dalam bersikap. Gunakan akal sehat kita dengan waras. Siasati segala sesuatunya tidak dengan nafsu dalam membeli yang mengakibatkan kita menjadi komsumtif yang hebat. Harus kita telaah kembali apakah kita sudah terkena syndrome konsumtif atau belum.

Jika sudah mari kita batasi dan kurangi perlahan - lahan sampai anda bijak dalam mengatur pengeluaran Anda. Jangan tergoda dengan kata - kata kebutuhan, ingat kebutuhan itu tetap sandang pangan dan papan.

Terima kasih.


@rie fabian

0 comments:

Posting Komentar

Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar dibawah ini.