Sebuah Pengalaman Saat Berkunjung Ketempat Client

Fabian Studio diminta membuatkan serangkaian media untuk promosi seperti Huruf timbul, Billboard, Brosur dan perihal yang lainnya. Saya pun bertemu dengan Marketing Communicationnya. Usaha yang dijalankan oleh client saya ini adalah berjenis Jasa pelayanan Rumah Sakit. Dan Seorang Ibu Markom itu bercerita bahwa dia baru saja ditempatkan di Rumah Sakit itu karena memiliki prestasi yang bagus pada rumah sakit yang memang satu group dengan Rumah Sakit yang saya datangi. 

Lalu dia ingin meminta pertama kali kepada Fabian Studio adalah pembuatan dokumentasi terlebih dahulu sebagai sarana yang akan mereka kembangkan kelintas media (online, cetak, dll). Dokumentasi itu berarti pengambilan gambar untuk Rumah Sakit tersebut.

Lalu saya mengarahkan untuk pembuatan perencanaannya dengan merancang seperti naskah bentuknya, jadi pada saat pengambilan gambar nantinya kita tidak terkesan asal dan tidak terencana. 

Setelah itu masuklah kepada bagian pembahasan pembuatan layout untuk brosur. Brosur tersebut akan menggunakan data digital dari pengambilan pemotretan yang sebelumnya akan dilakukan. 

Ada satu pertanyaan yang membuat saya agak bingung menjawabnya, kira-kira begini pertanyaannya : 

"Mas dilogo Rumah Sakit kita itu kan huruf pertama dan huruf terakhirnya terlihat lebih besar, kira-kira artinya apa yah mas ?" 

................... Teeeeeeeeeeet ........................

Secara mereka bukan bikin logo di Fabian Studio lalu dia menanyakan arti dari logo tersebut, jawabannya pasti .... 

"Mana saya tahu .... "

Lalu saya menanyakan kepada Ibu Markom tersebut, dimana pembuatan logo tersebut dilakukan. Dan semestinya dalam pembuatan logo ada dokumentasinya yang diberikan untuk acuan dalam membesarkan brand nantinya. Kalau itu tidak ada maka bagaimana karyawannya seperti ibu bisa mengimani brand tersebut. 

"Saya tidak tahu mas, saya tanya kepada Ownernya pun tidak tahu" 

Agak susah persoalan ini memang. Ada dua jawaban yang bisa saya berikan sebagai dari solusi masalah ini. 

Solusi Pertama adalah : 

Membuat ulang logo ini dengan menggunakan jasa Studio Grafis yang benar. Itu dimaksudkan agar akan ada dokumentasinya dan semua keperluan untuk promosinya akan disediakan. Mulai dari Colour Chart dan lain sebagainya. 

Solusi yang Kedua adalah : 

Mengarang bebas dan menjadikan itu semacam Surat Keputusan agar menjadi satu ketetapan bahwa logo yang dibangun bertujuan untuk keperluan Rumah Sakit dan memiliki masksud bla. bla. bla .......

Maka Sang Ibu Markom pun akhirnya mengambil dua option tersebut untuk dibawa kepada dewan Direksi. 

Kejadian seperti ini bukan hanya sekali terjadi di Fabian Studio. Dan mungkin cerita ini juga bukan cerita yang pertama saya posting didalam blog saya. 

Dimana pentingnya kita membuat sebuah logo ditempat yang memang sudah terbiasa membuat logo, sebagai contoh Studio Grafis. Gak harus Fabian Studio, kan banyak Studio Grafis di Jakarta bahkan di Indonesia. 

Yang paling terpenting itu bisa membuatkan guide Anda bagaimana menggunakan logo untuk kedepannya. 

Kalau hanya coretan ballpoint terus datang kepada orang yang handal software saja pasti hasilnya tidak akan maksimal. Kita tahu sekarang Anak-anak SMU mah sudah pada hebat dalam menggunakan Corel Draw ataupun Adobe Ilustrator. 

Tapi masalahnya bukan hanya disitu, untuk kedepannya logo itu perlu diimani oleh semua karyawan kita. Kalau bisa dibukukan, didokumentasikan agar semua mengetahui dan bangga menggunakan logo yang digunakan untuk sebuah Perusahaan tersebut. 

Masa untuk membuat sebuah Symbol yang digunakan untuk seumur hidup perusahaan masih mau nyari yang murahan, asal jadi dan asal-asalan. Apa bukan sama saja menganggap remeh usaha Anda sendiri ? 

Hal ini sangat penting difikirkan buat Anda yang baru ingin membangun usaha apalagi usaha Anda sudah masuk kedalam Usaha yang Skala Nasional. Banyak kok yang masih belum mengerti akan Juklak (Petunjuk Pelaksanaan) Logo itu sendiri. 

Sudah saatnya Anda memikirkan ..... 

Salam Kreatif, 

@rie fabian -

www.fabianstudio.biz