Iklan :

27 November 2012

Sekilas Tentang Warteg Branding


Warteg Branding memang bukan barang baru lagi pada dunia promosi. Dimana itu adalah jika kita melihat sebuah tempat makan bertuliskan sebuah produk. Jika produk itu berkaitan dengan yang ada di warteg saya fikir itu masih mudah, bagaimana jika sebuah obat, dan bagaimana jika itu obat untuk diare ?  Nah itu baru tantangannya. 

Beberapa minggu yang lalu saya dihubungi oleh pihak Adwork untuk brief di tempat yang katanya terserah saya. Walaupun terserah saya tetap aja ada pilihannya, mau di Kantor apa di gambir, susah memang jika berurusan dengan orang - orang gila ini. Maka saya pilih di Gambir.

Kita ketemuan di Gambir pukul 19.00, lalu saya tanya, kenapa harus digambir dan jawabannya adalah "Karena gue pengen ke Jogja", sial .... 

Saya fikir ada filosofi apa gitu sehingga harus ketemuan digambir. Lalu mas Komet menawarkan pekerjaan branding warteg. Aku bilang siapa takut, Fabian Studio sih gak pernah takut. 

"Tapi ini obat mencret yang akan di branding ditempat makanan ? ", kata komet lagi. 

"SIAP !!!!!" .... 

"Mana berikan briefnya .... , gak pakai lama",  Saya pun menyanggupinya. 

Ini merupakan Pilot project untuk Enstrostop, yang berarti jika memang client setuju ini akan di repeating, tambahnya. Dimana saya harus mencari 6 warteg yang dipilih adalah 2 nantinya, kriterianya adalah warteg yang memang cocok untuk kegiatan branding. Wilayah warteg adalah Jakarta Selatan dan Warteg itu tidak bermasalah. Nantinya akan kita sodorkan kontrak selama 6 bulan. 

Yang akan diberikan kepada warteg itu adalah : 

- Uang 1 jt - 1,5 jt sebagai konpensasi branding 
- Tempat dicat warna brand Enstrostop  (Merah - oranye - kuning)
- Lalu dipasang Shop Blind 
- Diberikan Papan Menu 
- Diberikan papan nama 
- Warteg diberi Tempat Tisu  (Accrylic) 
- Warteg diberi tempat sendok  (Accrylic) 
- Warteg diberi nomor meja  (Accrylic) 
- Dipasangi Poster
- Dipasangi taplak meja ( menggunakan Sticker Vynil seukuran meja )
- Diberikan Gelas yang ada logo Entrostopnya
- Mengurusi pajak papan nama

Setelah deal dengan angkanya, maka saya diminta membuat penawaran untuk pengerjaan tersebut. Langsung keesokan harinya saya dan tim mensurvei warteg yang akan dibranding didaerah Jakarta Selatan. 

Jika bicara Jakarta Selatan, yang ada dibenak saya adalah Kebayoran, Fatmawati, kemang dan Pejaten. dengan beberapa daerah itu pasti saya bisa menemukan 6 warteg yang sesuai dengan kriteria Mas Komet ini. 

Beberapa pengalaman baru saya temukan disini. Beberapa warteg yang saya temui memang memiliki pengalaman yang berbeda - beda. Ada yang jual mahal, begitu saya bilang dana konpensasinya 1 jt, mereka meminta 25 juta selama 6 bulan. Saya agak kaget mendengarnya, bisa dapat angka dari mana mereka berani mengucap 25 juta. 

Lalu karena penasaran saya bertanya kepada mereka :
"Jika saya sanggupi dana 25 juta satu tahun, bisa berikan saya satu alasan tidak uang sebesar itu saya bayarkan untuk apa ? " 

Lalu mereka menarik tangan saya keluar sambil menunjuk wateg yang tidak jauh dari dia, dimana diatas wartegnya memang di dak dan seperti lahan kosong. Itu tertancap sebuah Billboard seukuran 8 x 12 meter, dan mereka ingin menyamakan kontraknya dengan warteg yang dia tunjuk. 

Lalu saya berikan penjelasan kalau itu sudah beda namanya. Untuk sebesar itu dengan 25 Juta saya bilang terlalu murah, karena jika dia sewa dilahan Pemda pasti jauh lebih mahal. Yang akan saya pasang ini bukan sebesar itu, melainkan beberapa barang yang bisa membuat wartegnya lebih baik lagi. Panjang lebar saya jelaskan tetap saja mereka menolak, gubrak ...... (bilang dari tadiiiiiiiii) 

Cerita yang kedua adalah warteg yang memang berharap agar wartegnya dipilih dan segera dilakukan proses brandingnya. Itu dikarenakan mereka sangat membutuhkan uangnya untuk menambah modal, dan lagi beberapa barang diharapkan dapat membantu wartegnya kembali terangkat dari keterpurukan. Ini yang agak sulit, lagi - lagi saya bilang, saya akan mengusahakan yang terbaik, akan tetapi keputusan bukan ada ditangan saya. Saya hanya menjalankan tugas, dan semuanya akan saya serahkan kepada atasan saya (client). (Gaya orang Birokrat, sedikit gak mau disalahkan). 

Dua pengalaman ini yang teringat oleh saya, dan selebihnya standard. Akhirnya perjalanan yang dimulai dari jam 09.00 pagi berakhir di jam 18.30 malam. Saya dan team mendapatkan 10 warteg yang kondisinya 8 menunggu konfirmasi dan 2 sudah ok. 

Saya lihat clossing problem memang hanya butuh 2 warteg. 8 warteg yang akan konfirmasi dikarenakan mereka ingin fikir - fikir dulu, bertanya kepada yang punya, atau bertanya kepada suaminya. Saya butuh 4 lagi untuk bilang oke, maka tenanglah saya dan ini menjadi sempurna. 

Seperti keinginan, akhirnya dari 8 yang konfirmasi 4 mundur (tidak mau) dan 4 lainnya okeh. Jadi saya punya 6 warteg yang sudah siap untuk di Branding, Alhamdulillah .......

Saya sampaikan kepada client saya bahwa sudah ada 6 warteg yang siap untuk dibranding, dan saya tambahkan itu saya cari dalam waktu 1 hari (kenapa bangga yah). Akhirnya client saya mengapresiasikan lalu bicara bahwa besok akan ketemu sama saya untuk jalan bersama melihat 6 warteg yang sudah setuju. 

Dana konpensasi yang mereka pinta pun berbeda - beda, ada yang mau hanya 1 juta, notabene nya begitu dibilang dapat uang satu juta penjaga warteg (4 orang) langsung tepuk tangan beramai - ramai, ada juga yang minta 1,2 dan paling mahal 1,5. Rata - rata 1,2 Jt, karena mereka menghitung 1 bulan itu 200 rb. 

Begitu jalan bareng sama client saya menggunakan mobil kantor, kami hanya sekedar lewat dan melihat dari dalam mobil. Saya menunjukkan 6 warteg yang sudah ok. Dari 6 yang saya tawarkan maka 2 lah yang dipilih. Akhirnya lokasi yang dipilih di Kebayoran lama dan di samping Mall Gandaria. 



Jadi lokasi sudah ditentukan, target sudah dikunci. Lalu saya tinggal buat penawaran, minta P.O atau SPK / MOU dan langsung eksekusi. Dan akhirnya itupun terjadi, langsung saya datangi warteg yang sudah ditunjuk dan saya buat seperti quiz dengan menyodorkan tangan dan berucap "Selamat Anda yang terpilih, dan kami akan Branding warteg Anda hari sabtu nanti". 

Dan respon mereka sangat senang sekali, seperti menang perlombaan karena saya bilang dari 20 warteg hanya 2 warteg yang terpilih. Saya lakukan itu untuk menjauhkan kesan obat diare yang akan saya tanamkan pada warteg mereka. Ketika memang mereka mengapresiasikan diri, maka dengan bangga mereka akan berusaha koperatif dengan saya atau tim yang akan melakukan proses branding pada warteg mereka. 

Bukan lebay loh ..... 

Sabtu saya pilih dikarenakan itu sangat ideal untuk mereka. Dan saya memberikan 2 option untuk mereka apakah mereka ingin menutup wartegnya atau tidak. Karena tim saya bisa mengerti kalaupun mereka tetap buka. Lalu saya berbincang kepada pemilik dari kedua warteg ini, dan sangat kebetulan sekali kedua - duanya memang buka 24 jam. Tapi untuk warteg yang berada di Gandaria lebih memilih tutup, karena akan jauh lebih ribet kalau buka. 

Lalu saya tanya, apakah mereka tidak rugi jika menutup wartegnya. Mereka menjawab, pada dasarnya hari sabtu itu mereka sepi. Kisaran pendapatan itu diangka 300 - 500 rb sehari (pas hari sabtu). Kenapa demikian, karena banyak karyawan Gandaria City yang libur pada hari sabtu. Itu sudah mereka alami selama mereka buka Warteg di Gandaria ini. 

Jadi buat mereka tidak apa - apa tutup, karena mereka toh mendapatkan dana konpensasi untuk menutup pendapatan hari sabtu tersebut. Jika itu sudah menjadi keputusan sang pemilik warteg, maka saya tidak bisa melarangnya. 


Bersambung .... 



Salam Kreatf, 



@rie fabian - 
















0 comments:

Posting Komentar

Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar dibawah ini.