Iklan :

26 April 2012

Sebuah Keyakinan (Kartini)


Nenek merupakan salah satu sesepuh yang sangat saya kagumi. Saya memiliki 2 Nenek pada saat kecil, yang pertama Ibu dari Ibu saya, yang sering saya panggil Nenek, dan yang kedua adalah Ibu dari Ayah saya, yang saya sering panggil Mbah. 

Kedua sosok Kartini dalam hidup saya ini amat teramat berbeda dalam mengajarkan kebaikan. Jika Nenek saya menyuruh saya sholat, Ngaji dan ibadah yang lainnya, jika Mbah saya mengajarkan saya hidup itu harus berbuat baik, karena mbah saya adalah seorang kepercayaan (kejawen).

Jika Saya melihat Nenek saya setiap hari melakukan aktifitas ibadah yang luar biasa, dan Mbah saya pun demikian. Hanya cara beribadahnya saja yang berbeda, Sang Nenek beribadah lewat Sholat dan Sang Mbah beribadah dengan cara Sujudan. 

Akan tetapi jika Nenek saya menyuruh saya Sholat, mbah saya tidak menganjurkan saya seperti beliau. Itu dikarenakan Ayah saya seorang Muslim Sejati. Jika Nenek saya seorang Batak Asli dengan nama Asnah Dalimunte dan Mbah Saya Jawa Tulen dengan nama Notosoetarso. 

Saya dibesarkan bersama dengan Mbah saya, dan seminggu sekali saya mengunjungi Nenek saya. Disini memiliki 2 perlakuan yang berbeda. Jika saya berbicara dengan Mbah saya, beliau hanya selalu memberi tahu tentang semua kebaikan dan kesabaran dalam hidup, Nenek saya selalu menggembleng saya dengan hadist dan Baca Qur'an nya. 

Dari kecil saya tidak pernah menyalahkan kenapa Mbah saya seorang yang kejawen, padahal saya TK-SD dan SMP di sekolah Islam. Disini saya amat teramat belajar tenggang rasa, dengan cara menghormati apa yang mbah saya yakini. 

Dahulu kala mbah saya selalu mendongengkan saya cerita wayang, karena setiap malam Jumat beliau selalu mendengarkan wayang di Radio. Saya kadang suka bertanya akan jalan cerita yang sedang didengar oleh beliau, dan selalu saja dengan sabar beliau menceritakan dan diakhiri dengan, hidup itu harus demikian, seperti tokoh  .......... 

Saya sangat kagum dengan apa yang diyakini oleh Mbah saya ini, walau orang terus mencibir tentang kepercayaannya beliau selalu berbisik kepada saya, Hanya Gusti Allah yang tahu siapa yang benar dan yang tidak benar, jadi kita sebagai manusia tidak berhak memutuskan benar atau salahnya. 

Saya selalu tertegun oleh kata-kata itu, sejenak kalau saya fikirkan untuk saat sekarang itu masih sangat berguna sekali. 

Sesekali beliau duduk di kursi ruang tamu pada saat-saat tertentu pada malam hari. Saya suka menemukannya ketika saya terbangun untuk buang air kecil. Dan dia selalu memanggil saya untuk duduk sejenak. Dan beliau berkata, "Ri, kata kanjeng roro kidul bulan besok akan ada hujan besar di Jakarta, jadi hati-hati yah", itu yang selalu dikatakannya. 

Kadang saya percaya, dan kadang pula saya tidak percaya. Tidak percaya itu dikarenakan saya masih terlalu kecil untuk mencerna hal yang seperti itu. Tapi sekali lagi saya tidak menyalahkan akan keyakinannya. 

Saya tidak akan membandingkan diantara keduanya, saya tidak akan bicara mana yang benar, yang jelas saya cinta keduanya. Saya sangat kagum akan penyampaian keduanya apapun kepercayaannya. Saya tidak sedikitpun memusuhi salah satu dari mereka. 

Dengan segala kekurangan dari keduanya saya jadikan mereka bagian dari hidup saya, yang pernah ada dan yang pernah singgah indah dalam masa lalu saya. 

Saya sangat kangen akan nasehat dari keduanya, saya rindu duduk bersama dengan mbah saya, saya belum selesai bertanya tentang sabar, tentang kebaikan dan tentang kewajiban. Sekarang mereka sudah kembali kepangkuan Yang Maha Kuasa. 

Tolong haturkan Alfateha untuk mereka berdua. 


Postingan ini saya dedikasikan untuk ikut lomba kartini pada Blog Ani Bertha


Saya sangat rindu mereka, 


@rie fabian- 

4 comments:

Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar dibawah ini.