Gambar Google |
Paula dan sania berjalan menuju sebuah tempat nongkrong alias cafe. Lalu disana mereka akhirnya duduk dan memulai obrolan ringannya. "Gimana san, Design untuk cafe ku sudah jadi belum ?" Tanya Paula kepada Sania.
"Jadi begini niy, nanti area costumernya saya buatkan seperti ini", sambil memutarkan Macbook Pro nya kearah Paula.
Paulapun melihat dan terkagum-kagum oleh design yang dibuat oleh Sania. "Wow, ini keren banget ... Gue suka banget, apalagi sama ornamentnya", Lanjut Paula.
" Mana data yang akan gue buat untuk menu cafenya", Tanya Sania kepada Paula.
"Oh Iya ... sebentar, eh "Laptop" lo bisa buat browsing gak ?", Tanya Paula kepada Sania.
"Loh bukannya dia memba Ipad, kenapa tidak langsung browsing dari Ipadnya aja yah", guman Sania didalam hatinya.
"Oh, bisa kok bisa", Jawab Sania.
"Kok gak ada mozila firefox nya yah, atau Internet Explorer atau Flock", Tanya Paula lagi.
"Makin gak jelas", guman Sania dalam hati.
" Oh, belum gue install, pakai safari aja", Jawab Sania kepada Paula.
"Oooo, kalau safari kayaknya ada deh di Ipad gue, itu buat Internetan yah ?", Sapa Paula.
"Gubrak !!!!", Sania menggaruk-garuk kepala, padahal tidak gatal sama sekali.
"Kalau gitu saya pakai Ipad aja deh", Jawab Paula sambil memutarkan Macbook pro nya Sania.
(Cerita hanya ilustrasi, baik nama, tokoh, dan tempat)
Mohon maaf jika ada nama yang sama dalam ilustrasi cerita, tidak ada unsur kesengajaan.
Ini menandakan hidup dikota Jakarta semakin keras. Dimana gaya hidup sudah semakin menjadi tekanan. Seperti dalam ilustrasi, jika ditanya kepada Paula kenapa dia membeli Ipad, pasti jawabannya karena yang lain pada pakai, jadi kalau gak pakai gimana gitu .. hadew.
Membeli sudah menjadi penyakit, penyakit mental yang terus menerus menyerang mental para warga ibukota yang katanya Megapolitan ini. Saya tidak menyalahkan kalau memang itu diperlukan untuk kebutuhan kerja, namun kalau kejadiannya seperti Paula tadi saya sarankan gunakan untuk yang lain aja deh.
Bukan barang yang kita pegang dapat merubah kepribadian kita menjadi powerfull, lihat kejadian pada Paula, bila sudah begini apa kata dunia ??.
Saya sering melihat Paula-Paula ini diluar sana. Berharap status sosialnya naik hanya karena gadget yang dia bawa, namun sebenarnya karena gadget itulah yang mengakibatkan dirinya menjadi fatal. Gadget itu memang bertugas untuk mempermudah kita dalam bekerja, jika gadget itu merepotkanmu dan membuat tidak efisien dalam bekerja, masalahnya jadi beda bukan ?
Mari kita maksimalkan apa yang kita pegang dan apa yang kita sebut gadget as assistence. Jadi ingat PDA jaman dulu yah kalau bilang asisten.
Sekian Share dari saya, semoga gak ada yang namanya Paula yang membaca blog saya, kalau ada saya minta maaf lagi deh.
Salam Kreatif,
@rie fabian
gubrakkk... gue kira cerita apaan om, gak taunya si masalah gengsian tapi gaptek yah wkwkakakwk....
BalasHapusudah banyak nih yg begini om, ane pernah mergokin juga orang kaya gitu :P
salam kreatif
Berarti bukan cuma saya aja yang nemu beginian ..
HapusSalam kreatif juga akh,
@rie fabian
ini perlu dishare ke lini kayaknya deh :D
BalasHapusSilahkan Mas Trisno ..
BalasHapus@rie fabian