Iklan :

4 Oktober 2011

Ketika sebuah produk bertransformasi menjadi kebutuhan


Sebuah Product yang sangat cepat terjual adalah produk yang dibutuhkan oleh masyarakat luas. Pertama kali dikatakan bahwa manusia membutuhkan sandang, pangan dan papan. Maka bisa diprediksi dong kalau anda berjualan makanan, baju dan rumah apa yang akan terjadi. Benar sekali maka produk anda akan laku keras seperti kacang goreng.

Namun bagaimana dengan sekarang ?

apakah ada pergeseran dari kebutuhan manusia itu sendiri ? 

atau memang manusia yang kebutuhannya terus meningkat ? 

Saya bisa bilang kondisi kedua-duanya bisa saja benar. Namun kita bisa lihat apa yang dilakukan oleh sang produk sendiri hingga akhirnya itu menjadi bertransformasi. Sebagai contoh pada masa sekarang, menunggu menjadi suatu pekerjaan yang membosankan. Menunggu jadi mahal nilainya, dan menunggu itu sudah pasti akan kita alami pada kota jakarta ini. 

Maka menunggu yang enak adalah dengan cara tidak merasakan kita menuggu. Banyak caranya dan itu semua ada dalam genggaman anda. Maka jika 100 orang yang disekitar kita asik dengan mainan yang berada digenggamannya, maka hal yang kita transformasikan adalah menjadikan yang mereka genggam menjadi kebutuhan. Setuju sampai disini ? , belum juga. Baiklah. 

Tiba-tiba rekan bisnis anda menanyakan "PIN" anda, apa yang akan anda lakukan ? tentu anda akan bilang pada orang tersebut, "maaf saya tidak memiliki bb". Oke lalu anda tersenyum idealis, saya tidak akan tergoda. Lalu tiba-tiba 100 orang disekitar anda berbicara kepada anda, bahwa anda adalah orang tersulit dihubungi karena tidak bisa bbm an. 

Begitu cepat informasi yang bergulir lewat bbm, mereka saling bersenda gurau, mereka saling membicarakan bisnis, mereka saling bercanda satu sama lain lewat fasilitas bbm itu sendiri. Maka anda akan menjadi terasingkan diantara 100 orang teman anda. Masih ingin idealis ? Lalu ketika itu mereka menawarkan kerjaan kepada teman anda yang notabene nya dia tidak lebih pintar dari anda tapi dia punya bb dan informasi itu ada di bbm yang dishare. Apa yang anda lakukan ? 

Akhirnya ketidak kuatan anda berteriak "saya butuh bb" dan itu secara otomatis bertransformasi dengan sendirinya menjadi kebutuhan, se idealis apapun anda. Yang lebih parah lagi godaan datang sampai "wow sekarang harga bb sudah turun loh", seakan anda tidak akan mengukur langkah anda berlari, anda langsung kejar toko diskonan itu. 

Dalam hal ini memang wanita yang mempunyai kepekaan yang agak lebih sensitif dalam dunia transformasi ini sendiri. Saya sering melihat hal ini banyak menimpa kaum wanita. Karena wanita berperasaan dan ingin dan ingin. Namun terkadang walau dari mereka terkadang menyembunyikan kalimat "Yah saya sih beli kalau itu saya butuh", coba lihat 3 kebutuhan dasar diatas, dimanakah letak bb ini sendiri, benar memang tidak ada di sandang, pangan maupun papan. 

Ini memang gaya hidup akhirnya. Para produsen sudah melihat celah seperti surganya orang berjualan di negeri kita. Semakin hebat mereka membom bardir maka semua akan cepat terlaksana transformasinya. Namun memang tidak bisa disalahkan juga. Memang gaya hidup yang mengarahkan kita kepada satu kebutuhan demi kebutuhan. 

Maka dari itu para produsen terus mencari cara agar produk mereka bisa bertransformasi menjadi gaya hidup dan akhirnya sampai titik kebutuhan. Ketika sebuah produk sudah dikatakan sebagai kebutuhan anda pasti bisa membayangkan sendiri, betapa addict nya anda pada barang itu. Anda kehilangan barang itu rasanya seperti tidak makan satu bulan, walaupun kenyataannya anda tidak makan satu bulan bisa dipastikan mati, yah minimal koma lah. 

Yah namun ini bisa dikatakan dari satu kehebatan strategi pemasaran dan komunikasinya. Mereka memang merancang itu semua untuk membuat anda menjadi konsumennya. 



Salam Kreatif, 



@rie fabian 






0 comments:

Posting Komentar

Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar dibawah ini.