Iklan :

20 September 2011

Melihat Gubahan Jawa lewat karakter si Petruk


Jika kita lihat kedalam wikipedia Petruk merupakan tokoh purnakawan dalam pewayangan Jawa, didalam keturunan tra witradaya. Petruk tidak disebutkan dalam kitab mahabrata. Jadi jelas kehadirannya didalam dunia pewayangan asli gubahan Jawa. Namun banyak hal yang tidak diungkap disana, mari kita lihat.
Petruk adalah merupakan anak dari Gandarwa (sebangsa Jin), menjadi anak angkat kedua dari semar setelah Gareng. Nama lain dari Petruk adalah Kanthong Bolong, arti dari kanthong blong sendiri adalah suka berderma. Diantara saudara-saudaranya (Gareng dan Bagong) petruklah yang paling pandai berbicara.

Petruk selalu menghibur dan selalu melakukan mengingatkan ketika lupa dan selalu membela kepada orang yang teraniaya. Dia juga bisa momong, momot, momor, mursid, murakabi yang mempunyai arti :

Momong adalah bisa mengasuh
Momot adalah memuat segala keluahan tuanya, dapat merahasiakan masalah
Momor  adalah tidak sakit hati ketika dikritik dan tidak mudah bangga ketika disanjung
Mursid adalah pintar sebagai abdi, mengetahui kehendak tuanya
Murakabi adalah bermanfaat bagi sesama

Banyak pelajaran tentang budi pekerti yang dihadirkan lewat tokoh Petruk ini. Dimana kita bisa melihat bahwasanya budi pekerti itu tidak bisa dilihat dari bentuk fisik. Dan tidak jarang pula tokoh ini selalu menggambarkan dan memberikan pesan bahwa seorang bawahan harus taat kepada atasannya lewat berbagai macam cerita.

Petruk diasuh oleh Semar yang mempunyai perangai yang sangat bijaksana. Seorang figur Petruk ini sangat menggambarkan sosok figur yang bertanggung jawab dalam disetiap ceritanya. Petruk yang saya bahas bukan Petruk yang ada dalam sosok Tatang S. Cerita-cerita Petruk ini banyak kita jumpai dalam pewayangan-pewayangan Jawa yang sudah ada dari jaman dahulu.

Tokoh Petruk ini memang sengaja dibuat untuk menggambarkan sebuah sosok yang sangat bijaksana ditengah kepribadiannya yang suka menghibur orang. Dan selalu banyak pesan yang disampaikan oleh Sosok ini.

Dari sifat 5 M tersebut kita dapat mempelajari banyak hal tentang Budi Pekerti dan perilaku yang saling menghormati antar sesama. Selalu mengingatkan kita kepada sesuatu yang mulia itu bukan menghadirkan sebuah kesombongan diri melainkan selalu menjadi orang yang rendah diri (diatas langit masih ada langit).

Petruk merupakan cerita kebudayaan Bangsa Jawa yang sengaja dibuat sebagai contoh panutan untuk mengerti budi pekerti, kebaikan, sifat yang memuliakan manusia. Banyak kisahnya yang memberikan kita inspirasi dalam menjalankan kehidupan kita, walaupun banyak sekarang yang menganggap wayang tidak relevan untuk diikuikuti karena perkembangan jaman.

Namun menurut saya, sejarah itu tetap tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Sejarah ini menggambarkan betapa banyak budaya kita pada jaman dahulu kala. Mereka selalu membuat dan berkaya untuk saling mengingatkan antar sesama. Mengajarkan banyak hal tentang budi pekerti yang tidak dimiliki oleh bangsa yang lain.



Refrensi :
http://id.shvoong.com/humanities/1894245-wayang-petruk-dan-makna-filosofisnya/



Salam Kreatif,



@rie fabian




0 comments:

Posting Komentar

Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar dibawah ini.