Ini adalah design salah satu albumnya Christina Aguilera. Salah satu karya dari D*face Graphic ini merupakan salah satu karya yang menarik saya untuk saya telusuri.
Dari sinilah dibangun konsep imagenya untuk menjadikan christina sebagai Symbol robot untuk cover albumnya. Ditambah lagi dengan judul album Bionic yang mencerminkan satu konsep yang futuristik sebagai ide dasar cover albumnya.
D*face mengusung seni Pop Art Bionic untuk mengentalkan aksen futuristiknya. Secara cover sangat menarik (menurut saya). Ini merupakan satu kombinasi era dimana futuristik memang kental dengan Digital Imaging namun pengusungan kesan Pop artnya juga masih terasa.
Sayang album ini tidak dapat bertahan lama, melainkan tidak sukses. Sempat beberapa kali naik tangga billboard namun turun secara drastis. Chistina akhirnya dinilai tidak orisinal karena orang sudah terlalu suka dengan genre yang dibawakan oleh lady Gaga pada tahun 2010 itu.
Ini memastikan kembali bahwa satu karya design yang baik belum tentu baik pula untuk faktor penjualannya. Kita lihat kemasan cd ini, jika dari pandangan saya design tampak menarik dan sangat satu eksplorasi karya yang luar biasa. Bahkan ini bisa dikatakan karya 2 jaman yang berbeda dalam satu artwork. Namun kegagalan album ini bukan disebabkan dari faktor designnya.
Kualitas produk akhirnya mendefinisi ulang hasil torehan design sebuah kemasan. Jika pada satu produk anda tertarik pada sampling designnya lalu anda membeli produk tersebut "berdasarkan design kemasannya yang bagus" maka hasil akhirnya ada pada kualitas pada produknya.
Ketika anda mencoba menikmati produk itu dan keesokan harinya anda mencari produk itu kembali, maka salah satu keberhasilan itu dikarenakan design pada kemasan itu. Tapi begitu cerita sebaliknya ternyata anda tidak menyukai produk itu, design bukan faktor penentu gagalnya dari kemasan tersebut.
Secara visual design sudah berkerja dengan baik, yaitu sesuai dengan fungsinya "penggoda konsumen". Nah begitu konsumen tergoda maka pilihan untuk membeli lagi atau tidak bukan urusan designer kembali. Itu sudah merupakan kualitas dan faktor lain dari produksi produk tersebut.
Jadi saya simpulkan, perhatikan produk anda terlebih dahulu baru menggunakan jasa designer. Atau buat anda yang designer, riset produk itu terlebih dahulu sebelum anda membuatkan design untuk kemasan tersebut. Jika memang ada beberapa hal yang tidak sukses dengan produk itu dan itu bukan dikarenakan designnya, maka ceritakanlah kepada client anda dengan berterus terang, bahwa ada masalah pada produknya.
Memang setiap perusahaan mempunyai Quality Control masing-masing, namun terkadang mereka tidak jeli melihat testimoni-testimoni konsumen. Mereka menganggap itu sebagai bagian dari politik dagang lawan mainnya (perusahaan competitor). Jadi ketika mereka menyalahkan sebuah design kepada designer, ini seperti mencari kesalahan seorang designer.
Tugas kita hanya membuat visual tidak lebih, karena designer bukan marketing (tidak menawarkan Produk). Makanya ada baiknya diadakan riset terhadap produk itu terlebih dahulu.
Refrensi :
Guru-guru besar saya.
Salam Kreatif,
@rie fabian
0 comments:
Posting Komentar
Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar dibawah ini.