Pada saat anda menerima sebuah brief dari client anda maka anda memang diharuskan berada pada satu dimensional yang sama dengan client anda.
Jika anda melihat client anda berbicara mengenai sebuah venue, maka anda memang harus berada disebuah venue tersebut untuk mendapatkan satu feel yang sama dengan client anda.
Mengapa demikian ?
Jika anda diminta untuk membuat satu layout untuk menu untuk sebuah resto, maka anda harus mengerti arti dari masakan yang mereka masak, jenis masakan yang mereka masak dan arah dari sebuah restoran itu sendiri. Setiap orang membuka usaha pasti memiliki satu keinginan agar bisa tercapai satu kesatuan tempat dimana dia dapat menjamu konsumennya agar merasa nyaman.
Nyaman disini merupakan satu hal yang memang harus dibuat suasananya dan sangat tergantung dengan kelas dan rasa dari konsumennya itu sendiri. Maka secara konsep kasar mereka pasti memiliki sebuah bayangan kemana mereka akan mengarahkan visual design usaha mereka.
Sebagai contoh restoran tadi. Setiap orang membuka resto akan mempunyai influent tempat dimana mereka merasakan kenyamanan pada suatu resto yang dimiliki oleh orang lain. Pasti mereka akan meng ATM* kannya dan memberikan beberapa diferensiasi yang mendasar (tapi banyak client yang tidak mengakuinya karena ini dianggap tabu oleh mereka).
Jika mereka tidak membicarakannya maka mereka akan memberikan kita materi brief. Materi brief berisi tentang keinginan mereka untuk mencapai satu kesatuan visual dari restoran itu. Nah jika sudah seperti itu maka kita memang diharuskan berada dalam satu dimensi yang sama dengan mereka.
Lalu bagaimana mendekatkan dimensi mereka dengan dimensi kita ?, ada banyak caranya salah satunya adalah dengan mencoba masakan yang dibuat dari chef mereka. Mencicipi sebuah makanan dari chef mereka bukan mengesankan bahwa kita itu rakus, tetapi kita baru bisa masuk pada dimensi masakan itu. Ketika kita mencoba sebuah resep yang mereka sajikan kepada calon konsumennya, inilah yang dinamakan satu dimensi yang sama.
Anda tidak akan tahu rasa dari makanan itu ketika anda hanya melihat visualnya saja. Tanpa mencoba dari makanan itu sendiri. Setelah kita mencobanya maka kita akan dapat merasakan kelezatan dan diferensiasi masakan mereka dengan resto yang lain dan itu akan membangun sebuah image untuk satu refrensi layout design kita nantinya.
Membuat menu banyak yang menganggap mudah dan yah hanya melakuakn langkah seperti kumpulkan menunya, foto makanannya dan buat harganya, JADI. Kenyataannya tidak se simple itu bila anda mengharapkan satu hasil pencapaian bagi beberapa segmen tertentu. Karena penikmat rasa akan mengetahui mana foto yang diambil oleh food Stylist dan mana foto yang diambil oleh amatiran. Ketika mereka membuka pertama kali menu anda itulah kesan pertama untuk calon konsumen anda. Jika kesan pertama tidak menggairahkan maka biasanya saya akan memesan kopi saja pada resto itu.
Buat anda pemilik dari sebuah resto buatlah dengan sungguh-sungguh menu anda, karena ini merupakan kesan pertama anda kepada konsumen anda. Gunakan fotografer yang memang sudah handal dibidangnya agar dapat memancing reaksi pada saat konsumen anda pada saat melihatnya. Gunakan designer yang benar untuk membuat satu layout yang tepat. Dan jelaskan secara gamblang kepada designer anda untuk satu harapan pencapaian tertentu restoran anda. Disarankan untuk membuat brief terlebih dahulu sebelum memanggil para designer ini sendiri, agar mereka dapat dengan mudah mengarahkan konsep yang anda inginkan.
Selamat berkreasi, salam kreatif.
@rie fabian.
0 comments:
Posting Komentar
Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar dibawah ini.