Bunglonisasi Merk

Mau Lebaran niy ... Semua kemampuan dari penjual dikerahkan berbagai macam cara untuk berhasil menjual produk mereka. Indonesia memang terkenal dengan pembajakannya. Namun harus dilihat siapa yang diuntungkan dalam proses bajak membajak ini. 

Sebuah merk palsu seolah-olah sengaja disebar begitu saja kepasaran. Bagaimana saya bilang sengaja ? Kalau pemerintah bisa menangkap nazarudin yang nun jauh diluar sana masa pemerintah tidak bisa tegas untuk membrantas dari kegiatan pemalsuan brand ini ?

Kita sudah melihat demonstrasi kecanggihan dari tekhnologi yang sukses membawa keuntungan dalam bidang kriminalisasi di Indonesia. Saya rasa jika memang Pemerintah ingin tegas memberantas masalah pemalsuan Brand yang katanya "merugikan" beberapa Industri besar pasti sangat mudah dilakukan. 

Jadi saya setuju akhirnya memang ini seperti pembiaran. Lalu siapa yang diuntungkan ? yang diuntungkan adalah beberapa oknum yang terus diberikan upeti dan masyarakat kelas menengah kebawah. 

Sadar atau tidak sadar masyarakat kita memang telah melek brand. Satu hal yang diperhitungkan adalah jika sebuah brand palsu itu laku dipasaran maka sebenarnya mereka mengerti apa yang mereka beli. Hanya mungkin beberapa faktor ekonomi yang mengharuskan mereka membeli barang no.2 nya yang tidak jarang ditemukan bunglonisasi brand pada produk itu sendiri. 

Apalagi momment menjelang hari raya sebesar ini (Idul Fitri). Banyak orang khilaf belanja di Mal dan ditempat-tempat perbelanjaan lainnya yang memborong semua produk branded. Nah yang sangat memperihatinkan adalah ketika ia ingin membeli produk branded lalu begitu sampai dirumah dia membuka barang belanjaannya menemukan merk seperti dibawah ini : 

Nah kebayangkan ?

Konsumen yang cerdas adalah konsumen yang memeriksa secara benar terhadap barang yang akan dibelinya. Jadi menjelang lebaran ini saya hanya menganjurkan agar memeriksa kembali produk yang akan anda beli sebelum anda terlanjur membelinya dan tidak bisa ditukarkan pula nantinya. 

Salam Kreatif, 

@rie fabian