Iklan :

4 Agustus 2011

Menebak selera design orang sama seperti menebak makanan kesukaannya.

Pernah anda membayangkan jika kita yang terbiasa makan nasi disuguhi sagu ?  Yah memang itu hanya perkara di lidah karena itu merupakan dari rasa walaupun outputnya sama saja kalau dimakan yah kenyang tapi proses mengunyahnya beda. 

Bisa kebanyangkan gimana kita mengunyahnya ? ini suatu perumpamaan saja bukan saya membicarakan sagunya tapi kebetulan itu contoh sebuah analoginya. 

Nah kejadiannya akan sama pada proses design. Memang outputnya sama bidang itu akan tercoret dan media itu akan terisi sebuah coretan - coretan design, namun bagaimana dengan rasanya seperti yang kita bicarakan tadi ? 

Maka dari itu membuat sebuah artwork design juga ada unsur physikologisnya. Sebegitunya kah ? Jawabanya iya. Saya berikan satu hal kembali ada disuatu negara yang menganggap warna hitam itu merupakan warna kematian,  begitu anda membuat design dengan dominasi warna hitam pasti anda akan kena omelan yang bertubi - tubi,  karena anda menyumpahi dia mati, gak pengen kan kejadian itu menimpa anda ?

Maka menyambung dari artikel sebelumnya itulah kita harus banyak belajar tentang budaya. Selain Budaya kita juga mempelajari  kebiasaan orang,  yang akan membentuk aspek sebuah Physikologisnya.

Kita juga harus bertanya kepadanya tentang warna - warna yang sakral dan warna yang harus dihindari. Lain negara pasti lain bentuk dasaran warna yang digemari dan dihindari. Maka dari itu,  perlunya ditanyakan dahulu  sebelum membuat artwork.

Saya pernah asal menebak karena melihat secara fisik ini adalah keturunan chinese,  maka saya langsung mencari warna - warna emas dan merah untuk mendominasi artwork saya.  Tapi ternyata orang tersebut mempunyai beda keyakinan walau fisiknya seperti itu. Present pertama saya gagal dan mengulang kembali. 

Jadi tidak boleh main tebak - tebakan disini. Salah warna menyebabkan anda  membongkar semua konsep dan ide dasar,  itu pasti. Nah itulah perlunya kita mengetahui caranya memasak untuk mengetahui rasa dari masakan kita sendiri dan bisa membayangkan apakah sudah siap untuk dipresent kepada client. Jika kita rasa sudah enak yang kenapa tidak berani mempresent, jika masih salah,  itu proses. 

Seperti itulah hal yang dimaksud kita harus dinamis mengetahui banyak hal dan tidak berfikir linear. Apa yang akan kita hadapi besok tidak pernah kita tahu maka belajarlah kemana kaki anda dibimbing oleh Sang Maha Kuasa, saya selalu percaya itu. Karena DIA pasti sudah merencanakan sesuatu yang terbaik untuk hidup kita. 

Salam berbagi semuanya, mari kita ciptakan hal - hal yang kreatif agar bisa berguna untuk banyak orang. 
Semua tulisan diblog saya spontan saya buat jadi kalau ada salah - salah kata dimaafkan yah. 

@rie fabian 

0 comments:

Posting Komentar

Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar dibawah ini.