Banjir, banjir, banjir .....
Hampir semua Ibukota Jakarta terendam banjir. Saya sering menamakan ini siklus 5 tahunan, karena jika saya melihat di Tangerang sendiri tempat saya tinggal, barometer banjir besar itu ditandai dengan meluapnya kali Ciledug Indah, barulah itu dinamakan banjir besar.
Dulu ketika saya masih tinggal di Kunciran setiap tahun pasti air bersilahturahmi kerumah saya. Walau tidak membahayakan tapi cukup merepotkan. Sebenarnya komplek itu tidak banjir, karena diesebabkan keegoisan masyarakat setempat yang meninggikan jalan didepan rumah saya, maka akibatnya rumah saya tersendam banjir hampir satu tahun sekali.
Tapi sudahlah, itu tinggal nostalgia, dimana saya sekarang tinggal dilokasi Duta Bintaro, jadi tidak mengalami itu. Hanya saja sekarang setiap kali Ciledug Indah meluap, maka itu akan berdampak saya tidak bisa mengais rezeki tandanya. Karena saya tidak bisa keluar kedaerah Jakarta.
Jalan keluar dari tempat saya menuju ke Jakarta ada beberapa alternatif. Yang pertama memang harus melalui kali ciledug Indah tersebut yang notabene nya sekarang sudah banjir besar.
Tapi saya perhatikan memang unik sekali orang - orang yang tinggal disana. Mereka tetap mempertahankan tempat tinggalnya yang sudah jelas ini sudah sangat rentan akan banjir. Hampir bisa dikatakan antara 3 - 5 tahun sudah pasti air mendatangi rumah mereka, dan tidak tanggung - tanggung rumah mereka akan habis tenggelam dengan air.
Para warga pun enggan pergi dari rumahnya, mereka lebih memilih tinggal diatap rumah mereka. Kalau kita bayangkan disetiap malam datang mereka pasti mengalami ketakutan yang luar biasa, bagaimana jika Air tiba - tiba meluap melebihi atas rumah mereka, dan berapa orang yang akan terbawa air jika itu memang terjadi.
Mereka lebih memilih tinggal diatap, dikarenakan rumah mereka takut dirampok. Karena didalam rumahnya masih terdapat barang - barang berharga milik mereka. Saya pernah mengunjungi dan setiap banjir memang kadang saya menengok beberapa kawan yang memang tinggal dikawasan itu.
Okezone Image |
Untuk makanan sendiri mereka selalu dikunjungi oleh relawan yang menggunakan perahu boot untuk mendatangi rumah-rumah mereka. Sangat ironis memang, untuk sebuah Negara yang dikatakan berkembang, namun banjir belum bisa juga teratasi dengan baik.
Lalu jalan yang lainnya untuk mencapai kota Jakarta adalah melewati kalideres, yang notabennya lewat cengkareng atau cipondoh ataupun Tangerang. Untuk lewat Cipondoh kali diperpotongan jalan Semanan pun masih terusan dari Ciledug Indah. Dan bila lewat arah tangerang, cengkarengnya pun mengalami banjir yang lumayan parah.
Viva News Image |
Satu jalan lagi lewat Pamulang, itupun sama, disana juga banjir jika memang siklus 5 tahunan terjadi. Jadi beginilah caranya Tuhan membuat seluruh aktifitas kota Jakarta, Bekasi dan Tangerang untuk istirahat sejenak. Sudah hampir tidak ada aktifitas yang saya dengar dari kawan - kawan saya. Karena didaerah Jakarta pun ikut bersenggama dengan makhluk yang namanya "Air".
Saya ikut prihatin atas musibah yang telah menimpa semua saudara - saudara dan kawan - kawan saya. Mudah - mudahan ditahun - tahun berikutnya para pemimpin kita lebih konsentrasi dalam menanggulangi bencana Nasional ini, kalau tidak ingin tenggelam Jakarta kita ini.
@rie fabian -
Wah.... Banjirnya sampai seperti itu. Semoga ada hikmah pelajaran yang dapat kita ambil dari musibah ini semua.
BalasHapusSukses selalu
Salam Wisata
Amien, amien amien kang ...
BalasHapusmoga - mogaan ada hikmah dibalik musibah Nasional ini yah ....
@rie fabian -
www.fabianstudio.biz