Sudah tiga kali saya disuguhkan sebuah pemberitaan yang menyajikan profile dari dokter - dokter yang kreatif. Dan itu saya menontonnya di 3 stasiun televisi yang berbeda. Saya jadi berfikir kenapa saya ditakdirkan untuk menyaksikan ketiga berita dengan materi yang hal yang sama.
Dr. Sonia Wibisono menyarankan agar tetap mengikuti passion lainnya sang anak untuk dunia modelnya. Kelak suatu saat ini bisa menjadi secondary job sang anak pada saat besar nanti. Ini materi yang saya highlight dimana sekarang kita bisa melihat keberhasilan seorang dokter-dokter yang mempunyai multi talentanya.
Kita bisa melihat seperti halnya dokter Teuku Adrifitrian atau yang sering kita kenal dengan nama Tompi ini. Seorang dokter yang lahir di Loksumawe, Aceh ini memiliki dua pekerjaan yang berbeda, yaitu Seorang Dokter dan seorang Penyanyi.
Karakter vocalnya dipengaruhi oleh membaca Al Qur'an nya ini mampu menyajikan suara yang selalu identik dengan musik Jazz. Ini bukan ketidak konsistenan seorang Tompi menjadi Dokter, melainkan menyanyi adalah hobinya, begitu sering dia menyebutnya.
Yang kedua adalah seorang dokter cantik yaitu, Sonia Wobisono. Selain seorang Dokter, Sonia Wibisono ini juga sering kita lihat menjadi presenter disalah satu program walaupun kadang masih berkaitan dengan dunia kedokteran, tidak se Ekstrim Tompi memang.
Bagaimana dengan Dokter yang satu ini ?
Walaupun terbilang baru selesai menjalani kuliah kedokterannya, tetap saja sekarang kini dia dibilang Dokter. Nygta Gina, yang berhasil membangun karakter Jeng Kelin ini memang sangat kontradiksi dengan profesi barunya, seorang Dokter.
Pada saat pertama kali dia melakukan wawancara, jujurnya saya kaget bahwa dia sedang menjalani study kedokteran. Sangat luar biasa menurut saya, karena ini dua dunia berbeda, apa jangan - jangan kalau mau jadi artis harus kuliah kedokteran dulu, biar stress nya mentok baru keluar secara alamiah sense of art dari seseorang, ha ha ha ha ...
Tapi dibalik semua itu, ada sosok orang tua yang sangat sempurna yang mampu melihat peluang yang bisa dihasilkan oleh anaknya. Disini saya melihat bahwa sang orang tua sangat percaya kepada semua kemampuan yang dimiliki oleh anaknya dalam hal sekecil apapun.
Karena saya dulu sangat merasakan, ketika orang tua menginginkan anaknya menjadi "Dokter" misalnya, maka sang anak diharuskan belajar 8 jam sehari, dikurung dirumah agar membaca buku, dll. Ini bisa menjadi satu pelajaran yang teramat penting, bahwa apapun potensinya kita bisa arahkan sang anak menjadi hal yang positif.
Bukan semata ingin menjadikan money oriented semata, namun lebih memperkaya bakat sang anak agar kelak ia bisa menjadi orang yang sangat fleksibel atau yang disebut pada saat sekarang ini dengan sebutan Multi Talenta.
Tinggal kita bisa mengarahkan "high priority" mana yang akan dijadikan prioritas utama sang Anak. Setidaknya inilah hasil dari ketidak sengajaan saya menonton 3 acara ditelevisi berbeda dengan sosok yang sama.
Mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi pembaca blog saya, terutama buat yang sudah memiliki Anak, yang siap diarahkan kepada masa depannya.
" Karena ketika sang Anak tidak diberikan pilihan dan hanya menjalankan pilihan dari orang tuanya, sesungguhnya tidak akan melahirkan passion dari sang Anak kelak dikemudian harinya. Dan itu akan menjadi hal yang sia - sia, baik untuk sang Anak sendiri maupun sang orang tua"
(Pengalaman Pribadi)
Salam Kreatif,
@rie fabian -
www.fabianstudio.blogspot.com
0 comments:
Posting Komentar
Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar dibawah ini.