Sudah keberapa kalinya Malaysia selalu saja membuat masalah dengan negara kita (Indonesia). Kali ini mereka ingin melakukan pengakuan tentang tari Tor-tor berasal dari Negara mereka. Apakah ini memang sebuah pengakuan Malaysia bahwa dia memang tidak memiliki kebudayaan sendiri.
Kenapa bisa begini yah kira-kira ?
Tuliskanlah sejarah tentang tarian ini, untuk Pemerintah mungkin bisa melakukan pendokumentasian sejarah-sejarah dan kebudayaan-kebudayaan agar bisa dimengerti oleh rakyatnya sendiri. Apa jangan-jangan Pemerintah juga masih bingung mana aja kebudayaan miliknya sendiri ?
Kemarin kita sudah mendapatkan beberapa pelajaran berharga tentang batik yang juga di Klaim oleh Negara tetangga terrsebut. Namun sayangnya setelah ada perdebatan yang panjang orang kita (Indonesia) baru mulai menjadi bangga dengan menjadikan batik memang budaya kita. Sebelum ada kejadian tersebut mungkin kita tidak pernah sadar bahwa itu milik kita.
Kita lebih sering menggunakan produk luar dibandingkan dengan produk dari kebudayaan kita sendiri. Mungkin sekarang sama halnya bukan ?
Anak-anak muda sekarang diajarkan ex schoolnya adalah Shuffle, dance modern, salsa, dll. Tarian saman, Tor-tor, piring, Pendet sudah malas dan terlalu old school untuk para sekolahan untuk mengedukasi atau memodernisasi tarian hasil budaya negeri kita sendiri.
Karena dilihat para peminatnya yang sedikit maka tidak sedikit juga sekolahan yang menutup ex school tersebut. Dan para beberapa guru tari sendiri pun enggan memodifikasi tarian tradisional negeri sendiri.
Kenapa kita tidak bangga pada produk kita sendiri ?
Kemana slogan cintailah ploduk-ploduk Indonesia ?
Apakah semangat itu hanya dimiliki oleh sebuah produk atau memang sudah mengindonesia ?
Apa jangan-jangan Malaysia cinta kepada kebudayaan kita makanya dia klaim agar kita (Indonesia) sadar bahwa kita memiliki tarian Tor-tor ?
Nanti setelah gunjang-ganjing tentunya kita seperti kebakaran jenggot, dan tarian Tor-tor tersebut seperti dihidupkan kembali dan mulai dirasakan kehadirannya tidak seperti sebelumnya.
Untuk para blogger Sumatera Utara hayoo buat tulisanmu tentang sejarah kebudayaanmu yang sangat bagus ini. Agar minimal kita bisa mengedukasi tentang asal muasal dan merasakan keberadaan kebudayaan tersebut.
Coba Pemerintah melakukan kampanye budaya online, dengan cara membuat dokumentasinya juga, agar kita para generasi penerus bisa terus merasakan nafas dan sejarahnya.
Semoga dibaca oleh pihak yang terkait, agar kita selalu dapat melindungi aset kebudayaan bangsa kita sendiri.
Salam kreatif,
@rie fabian
Yuk kita sama2 jaga budaya kita dengan cara yang kita bisa :D
BalasHapusMari ...
BalasHapus@rie fabian
www.fabianstudio.biz
semalem sy baca status seorang teman.. "ketika milik kita di klaim bangsa lain, kita seperti menjadi sebuah bangsa yang haus darah"
BalasHapusSy pikir pendapat teman sy ada benarnya juga, spt juga di postingan ini.. Ketika lagi adem ayem kita seperti gengsi bahkan lupa sama segala kekayaan budaya yg kita miliki.. Tp begitu ada yg mengklaim langsung deh kita ngamuk2 gak karuan.. Stlh itu lupa lagi..
Itu dia maksdunya ... sama halnya dengan pepatah, ketika kita kehilangan sesuatu maka kita baru dapat merasa kalau kita memliki sesuatu itu. Kalau ada dicuekin tapi kalau hilang dicari.
BalasHapusKalau memang berasa memiliki harusnya dirawat dan dijaga dengan baik, sehingga dengan begitu orang lain akan menghormati milik kita tersebut.
@rie fabian
www.fabianstudio.biz