Iklan :

16 Oktober 2012

Tiba - tiba ku Kehabisan Modal


Fabian Studio menggarap kerjaan 3 Project dalam minggu - minggu ini. Diawali dengan Koperasi Kodanua, lalu IKPT dan disusul oleh Hotel House Of Indonesia untuk Bandung. Karena Retail Fabian juga sama posisinya, sedang bergerak cepat, seperti membuat printing untuk beberapa client tetap kami, hingga Saya pun kehabisan modal.

Situasi ini menyulitkan saya, dimana saya ingin mengeksekusi ketiganya diperlukan modal awal untuk menyelesaikannya. Beberapa teman sudah membantu saya sebelumnya, kini saya harus bergerak untuk mencari modal sebagai start up kerja awal saya dalam pengerjaan Project.

Angka yang saya butuhkan sekitar 25 Juta untuk memulai project berkontrak 75 Juta tersebut (untuk salah satu dari 3 project diatas). Dua dari pekerjaan diatas saya bisa eksekusi, tinggal satu pekerjaan yang memang saya seperti kehabisan darah untuk mengerjakannya. 

Lalu saya diberikan rekomendasi dari kawan - kawan saya yang akhirnya sampailah saya kepada orang yang bisa membantu saya. Sesampainya disana, saya sudah mempersenjatai diri dengan SPK pekerjaan dari ketiganya. Takut jika mana memang tidak bisa satu, ketiganya pun aku presentasikan kepada orang tersebut. 

Sebut saja namanya Gito (bukan nama sebenarnya), Dia bilang butuh dana berapa Rie ? 

Saya sebut angka 25 Juta, sesuai dengan dana yang saya butuhkan untuk start up Budget Running Project. Tampak dimuka Gito tidak ada kegalauan yang akhirnya saya terus mempresentasikan pekerjaan - pekerjaan yang sedang progress saya kerjakan. 

Setelah selesai semua, tinggalah pembagian gono - gininya yang akan dibahas. Lalu Gito pun menanyakan tentang waktu pembayaran kepada saya. Saya menjawab sesuai dengan pembayaran yang tertera pada SPK kerja saja, satu bulan. "Sip, ...." , Sambung Gito kepada saya. 

"40 % yah Rie", Lanjut Gito kembali. 

APA .......... 

25 % yang dia katakan kepada saya itu berarti saya harus mengembalikan 25 juta ditambah 40 % untuk dia, Gito. Satu tawaran yang membuat saya dilema. Satu sisi memang saya membutuhkan uang tersebut untuk memulai pekerjaan yang memang harus saya mulai dalam waktu cepat, namun disisi lain 25 % dari 25 juta juga bukan angka yang lumayan kecil. 

Itu berarti saya harus mengembalikan 35 Juta kepada Gito yang notabennya itu hampir setengah dari nilai kontrak kerja saya yaitu 75 Juta. Hati saya bergemuruh, lalu saya coba menawar bunganya. Diangka presentase 20 %. Karena jika sama kawan - kawan biasanya saya memberikan kelebihan diangka 5 sampai dengan 10%, karena kawan - kawan juga sama sedang loading project juga, maka dengan terpaksa saya datang kepada Gito ini, yang notabenenya juga refrensi dari kawan saya. 

Akhirnya saya dan Gito tidak menemukan kesepakatan masalah bunga tadi. Dia beralasan banyak orang yang memerlukan uangnya untuk pekerjaan - pekerjaan seperti saya. Dan biasanya lebih cepat, kurang dari 1 bulan. Saya dianggapnya lama, sehingga memiliki resiko yang tinggi, dan dia mengatakan angka 40% cocok dengan resikonya. 

Ilustrasi cerita diatas memang benar terjadi pada dunia bisnis. Jadi selain kepintaran, jago management juga harus pandai bernegosiasi presentase jika Anda ingin membangun bisnis. Kalau kita dulu sering diajarkan pada saat jaman sekolah permasalahan Riba, dalam dunia bisnis ini sudah tidak terpakai. 

Celakanya jika Anda sama seperti saya, memiliki usaha dengan modal yang tidak berlebih banyak, maka yang akan kejadian akan seperti ini. Bisnis meminjamkan uang memang sudah tidak asing untuk Saya. Namun jika kepada kawan - kawan yang seperti saya bilang tadi, kejadian ini akan jauh lebih ringan dibandingkan dengan orang yang memang pakar menghitung bunga. 

Mereka menghitung lama pembayaran yang dibebankan kepada bunga pembayaran. Jadi kalau harapan saya ada orang yang bisa membantu saya, ini malah saya terjebak didalam negosiasi yang dampaknya merugikan team saya secara profit akhirnya. 

Dulu dengan bangga saya merasa cukup dengan ketrampilan membuat design dan mengerjakan produksinya. Tapi setelah pekerjaan semakin banyak, keterampilan itu mulai bergeser nilainya. Kini yang kendala yang saya temukan kebanyakan masalah perputaran uang, dan saya fikir malah saya seperti Bank bukan lagi biro Design dan Produksi. 

Tapi apa mau dikata, tuntutan pekerjaan memang mengharuskan kita untuk multitasking (bisa memikirkan semuanya pada saat bersamaan), maka saya harus bisa menjalaninya. 

Akhirnya dari cerita, saya dibantu oleh kawan baik saya, yang akhirnya tidak memakai bunga, alias udah lebihin aja sendiri. 

Ternyata Tuhan memang tidak tidur untuk Saya dan Fabian Studio saya. 



Salam Kreatif, 



@rie fabian - 








4 comments:

  1. Tetap semangat tuk ber-wirausaha om... Harussss !!

    ga semua orang berani ambil resiko seperti om arie..

    BalasHapus
  2. Terima kasih Cucu ...


    @rie fabian -
    www.fabianstudio.biz

    BalasHapus
  3. tetap semangat bro..yang penting kita nggak kehabisan semangat hidup :D

    BalasHapus
  4. Makasih om Yos ...


    @rie fabian -
    www.fabianstudio.biz

    BalasHapus

Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar dibawah ini.