Ada 3 hal yang mendasar mengapa konsumen ingin membeli produk atau jasa yang anda tawarkan, yaitu :
1. Faktor Minat beli Primer (Kebutuhan barang pokok)
2. Faktor Minat beli Sekunder (Kebutuhan Pelengkap)
3. Faktor Minat beli Tertier (kebutuhan spesifik)
Seperti apa contoh dari ketiga kebutuhan tersebut kita gambarkan dalam keseharian kita ? Apakah benar yang kita selalu duga itu primer ternyata sekunder atau bahkan tertier, maka kita dapat melihatnya dengan contoh sebagai berikut :
Dimana yang dinamakan dengan minat beli Primer adalah kebutuhan utama yang harus dipenuhi oleh calon pelanggan, contoh dari kebutuhan primer ini adalah : bahan makanan pokok (beras, gula lauk pauk, dsb.
Lalu yang dinamakan dengan minat beli sekunder adalah kebutuhan pelengkap dan hanya digunakan sesekali oleh calon pelanggan, sebagai contoh : Perhiasan, Pakaian, dll.
Sedangkan Tertier, kebutuhan yang dianggap tidak terlalu penting oleh calon pelanggan.
Dari 3 hal dasar yang diatas kebutuhan tertier merupakan kebutuhan yang sangat dianggap memiliki nilai yang sangat sulit dalam melakukan penjualan. Kita sudah sering melihat, bagaimana cara sebuah produsen membuat satu barang yang bersifat tertier digeser secara perlahan hingga dianggap menjadi Sekunder bahkan lebih parahnya lagi menjadi primer.
Saya pernah bercerita pada postingan sebelumnya, bagaimana sekarang kita agak sulit menentukan sifat dari kebutuhannya pada sebuah benda yang dinamakan Blackberry. Ingin kita letakkan dimanakah benda ini ? Tertier, Sekunder atau bahkan Primer ?
Coba anda tinggalkan dulu blackberry anda dirumah, atau saya bisa menyebutkan adalah handphone yang lebih universal. Coba anda letakkan handphone anda dirumah terlebih dahulu (tinggal), pasti anda akan merasakan separuh hidup anda hilang.
Jika ditanyakan kepada saya, komputer/ laptop / Notebook yang bisa Online merupakan satu kebutuhan Primer untuk saya. Dimana saya harus bisa online setiap saat, saya harus membaca artikel ataupun pengetahuan yang ingin saya ketahui, dimana saya harus mengecek email saya pada saat berkala, dll. Maka hampir semua dari kita sudah mulai merasakan pergeseran sebuah kebutuhan.
Bisa dikatakan menjadi bergeser dikarenakan jika kita tidak melakukan apa yang dilakukan oleh banyak orang. Ketika kita tidak bisa mendapatkan informasi dari banyak hal, maka kita akan merasa diri kita menjadi tidak standard.
Ini pula yang saya bicarakan pada postingan sebelumnya juga tentang penyakit mental hidup di Ibukota Jakarta ini. Dimana arus gaya hidup yang memang mendorong kita untuk menggapai nafsu yang ingin kita gapai. Semuanya menjadi sangat konsumtif dalam segala hal.
Jadi, dalam ilmu penjualan benda yang saya sebutkan diatas, mereka telah berhasil mencapai tahap titik penjualan yang baik. Mampu membuat satu image dimana sebuah produk dari tidak dikenal oleh masyarakat luas menjadi terkenal.
Jika kita seorang konsumen, lebih disarankan untuk hati-hati dalam menyikapi hal yang baru saja terjadi disekeliling anda. Jangan mudah cepat menjadi pribadi yang konsumtif dalam segala hal, atau anda baru saja meracik bom bunuh diri untuk anda sendiri.
Memang sudah tugasnya seorang marketing dalam menggoda anda, namun jika kita seorang konsumen, menjadi bijak dalam membeli itu masih sangat diperlukan, ditambahkan lagi pada saat-saat sekarang ini.
Mereka memang selalu menawarkan kemudahan, mereka selalu menawarkan kelebihan, mereka selalu pandai dalam meracik bahasa komunikasi untuk produk mereka sendiri, namun yang tahu akan kebutuhan anda hanyalah anda sendiri.
Kenalilah 3 sifat dasar dalam minat beli sebagai seorang konsumen, sehingga anda tidak terjebak berkali-kali oleh sifat dan fungsi barang yang ditawarkan kepada anda.
Refrensi :
The Power Of Selling (Ferdhy Febryan)
Salam Kreatif,
Selamat menikmati weekend.
@rie fabian
0 comments:
Posting Komentar
Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar dibawah ini.