Iklan :

13 Oktober 2011

Marketing 3.0


Perkembangan dunia marketing sudah sangat heptic dan pesat berkembang dari waktu ke waktu. Sudah sampai kepada point 3.0. Saya menonton acara yang dihadirkan oleh Bapak Marketing kita yaitu, Hermawan Kertajaya. Beliau menyampaikan pola marketing 3.0 yang sekarang sedang dijalankan oleh kebanyakan coorporate. 

Jadi maksud dari marketing 3.0 adalah marketing dengan pola Human Interest. Jika kita melihat perjalanannya,

Marketing 1.0 adalah marketing yang mengutamakan kesempurnaan product. Dimana kita menggunakan Product sebagai tolak ukur dari planning marketing kita. 

Marketing 2.0 adalah marketing yang mengutamakan costumer. Dimana kita harus banyak melihat dan mempertimbangkan dari sisi client/costumer. Maka kita harus menjadikan costumer adalah sumber dari semua yang harus dipertimbangkan. Pada 2.0 kita mengutamakan service yang terbaik untuk costumer kita. 

Bagaimana dengan marketing 3.0 ? 

Marketing 3.0 adalah marketing yang mengutamakan Human Interest. Dimana kita harus memikirkan sisi sosial dan ketertarikan dari Manusia untuk menjaga keseimbangan. 

Pernah melihat Iklan yang mengatakan "Keluarga yang sehat berasal dari air yang sehat", "Kami peduli akan air bersih sampai ke Papua", lalu pernah dengar juga Operasi katarak gratis kepada penderita katarak di Indonesia. Semua ini sudah bagian dari perencanaan dari 3.0. 

Perusahaan sekarang sudah membuat program-program CSR (Coorporate Social Responbility) untuk mencapai Strategi Marketing 3.0. Dimana pengertian CSR adalah tindakan atau konsep yang dilakukan oleh sebagai bentuk dan tanggung jawab terhadap sosial/lingkungan disekitar perusahaan itu berada. 

Contoh bentuk tanggung jawab itu bermacam-macam bentuknya, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, perbaikan lingkungan, pemberian bea siswa, pemberian dana untuk suatu desa-desa tertentu, dan lain sebagainya. 

Sekarang kita bisa melihat pola human interest menjadi bagian penting dalam pengembangan marketing untuk sebuah coorporate. Tentunya ini seperti menjaga keseimbangan sosial. Jika dahulu ini dikerjakan oleh kaum-kaum sosialis maka sekarang kita sudah bisa melihat ini sudah merupakan program dari sebuah perusahaan-perusahaan sekarang ini. 

Pada marketing 3.0 ini maka kita akan melihat pada akhirnya perjalanan marketing ini menjadi Horisontal. Dimana Human for Human, dimana sisi humanisme pada seorang marketing dilihat dengan baik oleh client nya. Sekarang kita sudah tidak bisa hanya bermain pada persepsi produk yang bagus saja, kita sudah tidak bisa bermain service yang baik kepada costumer saja, tapi kita juga harus memikirkan dampak sosial dari apa yang dihasilkan oleh coorporate kita. 

Ini bertujuan agar bisa menjaga Gap sosial yang semakin jauh antara produsen dan konsumen. Kita melihat kepada konsumen dalam memilih akhirnya memikirkan sisi sosial dalam menentukan pilihan. Konsumen diajak berfikir sosial dalam mengakhiri keputusan untuk membeli sebuah product. Bahkan ada yang kritis dalam berargumen "kalau saya membeli product itu, maka saya ikut memajukan pulau papua di Indonesia". Relevansinya selalu sosial. 

Sisi positifnya adalah perusahaan juga ikut mengkontrol dampak sosial. Maka seharusnya kita sudah tidak melihat lagi limbah-limbah pabrik mengotori sungai kita, kita juga seharusnya sudah tidak melihat lagi sebuah perusahaan yang memberikan dampak yang negatif pada masyarakat sekitar, dan kita juga seharusnya bisa menilai mana perusahaan yang hanya memikirkan profit tanpa peduli dengan keadaan sekitar. 

Selain dari itu semua bagian dari PDB (Positioning Diferensiasi Branding) masih satu rangkaian dari marketing 3.0 ini. Jadi pada dewasa ini kita juga bisa melihat jurang pemisah antara Marketing dan Sales.   Ini sudah dimulai, jika kita masih menutup mata maka konsumen anda yang akan menilai kelayakan mereka secara perspektif mereka sendiri. 

Maka jangan salahkan mereka (sang pemilih) untuk pindah kelain hati jika anda masih saja tidak peduli tentang apa yang terjadi disekitar anda. Mari saatnya berbuat untuk melihat secara horizontal. Tidak bisa sekarang hanya memikirkan profit yang besar, jika masih begini polanya maka jangan salahkan mereka untuk tidak melihat kelebihan yang ada pada produk anda. 




Salam kreatif, 


@rie fabian 

0 comments:

Posting Komentar

Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar dibawah ini.