Berawal dari Tahun 2001, dimana semuanya mengalir begitu saja. Secara tidak sengaja saya mengenal dunia industri Kreatif khusunya Visual yang sebelumnya saya menggeluti dunia Audio (Musik). Ikut-ikutan membantu Studio Grafis kawan dalam bidang Animasi maka akhirnya saya tertarik untuk mencicipi dunia Grafis.
Pada Tahun 2005 saya berhenti megamati dan akhirnya bertekad untuk ikut terjun langsung didalam sebuah industri berbasis Grafis ini. Awal mula saya hanya berfikir bahwa Design adalah sebuah bidang yang sangat menjanjikan bila kita tekuni.
Lalu saya lihat hulu sampai kehilir, dan hilir dari sebuah industri design berujung pada Perusahaan yang membutuhkan. Tidak diam sampai disitu, Saya terus melanjutkan, Observasi, siapa saja yang membutuhkan jasa seorang designer.
Saat itu sebuah Perusahaan menengah tidak pernah berminat untuk menempatkan seorang designer untuk diduduk bersanding dikantornya sebagai Staff. Karena menurut beberapa Perusahaan, menempatkan seorang designer itu tidak efisien.
Karena memang pada saat itu posisi designer tidak menjadi vital, Perusahaan masih disibukkan dengan cara-cara promosi yang sangat sederhana, dimana Kompetitornya pun masih sangat sedikit sekali.
Menjadi Seorang Designer Freelance sangat menjanjikan sekali pada saat itu. Saya banyak mengerjakan Design-design untuk Flyer, Brosur, Company Profile. Pada Tahun 2008, Saya mencoba melihat dunia yang lainnya dari Grafis. Pada saat itu Saya melihat sebuah implementasi grafis dalam medium yang lain (tidak hanya Printing Papper).
Saya mendalami Design untuk Media Luar Ruang. Dimana Saya mencari tahu semua informasi tentang design luar ruang. Dari materi pembuatan Design sampai dengan mengatur skala untuk pembuatan Design media luar ruang.
Tidak puas mengamati, maka saya mencoba untuk melamar menjadi seorang Designer kepada Perusahaan yang khusus menangani promosi luar Ruang. Akhirnya duduklah Saya menjadi Junior Designer pada Perusahaan tersebut.
Disini, saya bukan hanya pelajaran Design yang saya dapat, tapi dari hulu kehilir dalam pengelolaan Perusahaan Kreatif saya pelajari. Dari mulai membuat perencanaan sampai dengan menangani Trafic Client yang memang banyak yang meminati material promosi tersebut.
Dan saya bertahan 2 Tahun di Perusahaan tersebut. Akhir dari Tahun 2010, Saya menyadari, bahwa Industri Kreatif akan bergerak bebas memasuki Perusahaan-Perusahaan sebagai kebutuhan sendiri. Mengingat satu persatu sebuah Universitas membuka Jurusan Design Komunikasi Visual.
Pada saat itu saya berfikir, Jika memang jurusan itu sudah dibuka untuk Umum dan beberapa Universitas ternama pun sudah membuka Jurusan tersebut, maka diprediksi akan lahan pekerjaan untuk Insan Kreatif khusunya pada bidang Audio dan Visual.
Karena Saya berfikir, mereka tidak akan sembarangan membuat sebuah jurusan dengan tidak menyiapkan lahan pekerjaannya. Akhirnya saya bergerak membuat sebuah prediksi apa dan siapa yang membutuhkan.
Saya mendapatkan beberapa informasi bahwa para Perusahaan pada saat itu bergeliat untuk membuat sebuah Departemen baru yaitu Departemen Marketing Komunikasi. Saya tertarik dengan kata-kata Komunikasi yang sudah banyak digunakan baik dari sisi Design maupun Perusahaan.
Akhirnya saya mencari tahu kembali apa itu Marketing Komunikasi. Terus saya telusuri sampai dengan sekarang. Pada Tahun 2008 itu juga saya mencoba membangun Studio Grafis saya sendiri. Dan sampai sekarang.
Membangun Bisnis yang berbasis Kreatif ini memang terbilang tidaklah mudah. Apalagi ketika kita pertama kali mengetahui, "Creativity it's my Passion".
Seperti Rene Suhardono katakan, jika mana Passion itu sangat berbeda dengan hobi. Dan ketika memang benar Passion Kita untuk bidang Creativity maka tanpa sadar Kita sudah bisa dipastikan, jika memang Anda sukses, pasti Anda adalah seorang Individualis atau seorang Freelancer yang bekerja sendiri dan untuk diri Anda sendiri.
Gak percaya ?
Buktikan saja opini saya ini dengan melihat disekitar Anda. Kenapa akhirnya saya bisa menyimpulkan demikian dan apa penyebabnya hal ini Saya akhirnya tergelitik untuk mencari tahu.
Pertama Saya bisa berkata demikian karena memang pada akhirnya, Studio grafis kawan-kawan saya banyak yang tidak bertahan sampai saat ini. Jadi Satu Studio Grafis terdiri dari 8 Orang ditahun pertama, lalu tahun kedua Studio tersebut tetap 8 orang akan tetapi dengan orang-orang yang sudah berbeda.
Kenapa ?
Karena 3 orang keluar dan akhirnya membuat kembali sebuah Studio grafis tandingan. Jadi ditahun kedua Saya melihat ada 4 Studio Grafis yang isinya kawan-kawan Saya semua. Tidak sampai disitu, 4 Studio grafis yang baru biasanya tidak bertahan lama, karena hanya mengandalkan Client Base dari tempat pertama si owner bekerja. Mereka lupa, bahwa membangun sebuah Studio itu bukan perihal client semata.
Setelah tahun berikutnya, maka 3 Studio yang baru berdiri akan runtuh, dan akhirnya para Owner ini menjadi Freelancer, dan bahkan bisa sukses sampai sekarang ini. Ini juga terjadi kepada Industri Event Organizer belakang ini Saya banyak mendengar.
Alhamdulillah Studio yang saya bangun dari tahun 2008 sampai dengan sekarang masih terus berdiri, walaupun pergantian orang tidak bisa dihindari tetap terjadi.
Kadang Kita berfikir, begitu mudahnya orang berfikir bahwa kalau mereka bawa lari Client dari tempat bekerjanya dan mengambil kesimpulan untuk membuat Sendiri Studio yang sama maka itu akan menghasilkan sama dengan kantor ditempat dia bekerja sekarang. Padahal asumsi itu kebanyakan salahnya.
Karena kembali lagi kepada Statement diatas, ketika Anda berkata Passion Anda adalah Kreatif, maka Anda tidak akan bisa membangun sebuah tempat dimana Anda akan namakan Kantor, Studio, Agency, atau apapun namanya itu.
Karena Passion Anda adalah Kreatif, bukannya Management, ataupun Accounting. Difikir ulang jika Anda memiliki keinginan untuk membawa lari Client kantor Anda dan membuka kantor yang sama yang akan Anda bangun sendiri, sedangkan jika Anda bercermin dasar yang Anda minati adalah Kreatifitas.
Di Fase ahir dari Fabian Studio, Saya tersandung-sandung dengan urusan Birokrasi, Keuangan, Managemen dan yang lainnya. Dimana akhirnya saya menyerah untuk tidak mengerjakan semuanya sendiri. Karena memang itu memiliki perkembangan yang tidak statis untuk menggelutinya.
Saya seperti tersesat ketika berbicara tentang pengelolaan keuangan dan bicara tentang pengelolaan karyawan. Luar biasa sulit berjalan bersamaan dengan orang-orang yang kreatif. Saya mengakui kok, kalau saja orang kreatif itu memiliki ego yang tinggi, karena dia biasanya memang selalu didengar atas ide-ide yang dikeluarkannya.
Maka dari itu menurunkan Ego tidak pernah disadari oleh orang yang memiliki Passion kreatif ketika dia berbicara kepada orang Finance mereka. Mereka memang cenderung tidak bisa diatur dan selalu random dalam berfikir.
Maka dari itu saya sangat menyadari betul bahwa kebutuhan akan pengaturan atau bahasa kerennnya management itu berbanding sama pentingnya dengan pemikiran mengeluarkan ide-ide yang bagus untuk client Anda.
Maka dari itu jika memang Anda sangat tertarik sebuah Industri yang bidangnya adalah Kreatifitas, dan kebetulan sekali Anda adalah Artisnya, maka sangat bijak untuk memikirkan siapa pengelola dan siapa pengatur keuangan dari tempat Anda bekerja.
Jika sudah bisa memikirkan sampai arah sana, maka bisa diprediksi tempat usaha yang Anda bangun akan bertahan. Karena Anda menyerahkan yang bukan pekerjaan Anda kepada ahlinya. Jangan berfikir Anda bisa mengerjakan pekerjaan Client Anda lalu Anda bisa membangun usaha Anda, itu tidak akan sama.
Perkara hanya membawa lari client dari kantor lama Anda lalu Anda memprediksi bisa membangun kantor yang sama besarnya dengan kantor Anda yang lama itu hanyalah kesalahan besar dan fatal. Karena membangun sebuah usaha itu bukan hanya perkara client saja, melainkan siapa partner Anda dalam hal membantu Anda membereskan masalah-masalah yang non kreatif.
Dan sudah dijelaskan berkali-kali dengan riset, dengan statement, bahwa Kita adalah makhluk sosial, dimana semuanya tidak bisa kita kerjakan sendiri, disini membutuhkan peranan orang lain yang memang ahli pada bidangnya masing-masing. Pengembangan usaha ditopang oleh sebuah keuangan yang kuat, oleh sumber daya manusia yang rata, bukan hanya oleh satu orang yang menonjol saja.
Oleh karena itu, Membangun Bisnis yang berbasis Kreatif ini tidak selalu bisa difiikirkan dengan jalan-jalan kreatif saja. Ada satu pola yang baku dimana sebuah sistem keuangan dalam sebuah usaha harus di gawangi oleh orang-orang yang memang konsentrasinya disana. Mereka yang akan membuat sebuah prediksi bangunan bisnis yang akan Kita buat nantinya.
Sampai dimana Usaha kita akan bertahan, Pembagian hasil yang dibuat merata baik untuk Karyawan maupun Kantor itu sendiri.
Dulu saya pernah memiliki pemikiran, Karyawan yang Sejahtera akan menghasilkan Kantor yang berkembang. Ternyata salah, Karena sejahteranya karyawan itu tidak pernah ada barometernya. Yang terjadi keuangan menjadi tidak balance karena memang lebih besar pasak dari pada tiangnya. Banyak uang yang keluar dari Perusahaan tanpa memikirkan Kas Perusahaan itu sendiri.
Akhirnya bisa Kita bayangkan bersama, Fabian Studio menjadi sebuah unit usaha yang sakit kronis. Dan saat ini memang Saya sedang memperbaiki sedemikian rupanya hingga harus mem-Postpone beberapa kegiatan yang seharusnya memang sudah running.
Tapi kembali lagi saya berfikir, mau memelihara kanker ini atau memang mau memotongnya. Ini bisa saja diteruskan akan tetapi suatu saat nanti akan menjadi stadium 1 juga, dimana Perusahaan akan kritis dan colaps.
Maka saya memutuskan untuk membenahi kembali dari mulai managemen sampai dengan pelayanannya. Kedepannya harapan saya dapat kembali lebih baik dan lebih profesional lagi dalam hal menangani client-client dari Studio saya sendiri.
Saya tidak takut mengevaluasi dan berhenti sejenak, daripada terus jalan yang akhirnya masuk kelubang yang kita tidak bisa keluar kembali. Kita memang memiliki pilihan setelah selesai mengevaluasi segala sesuatu. Mau berhenti lalu membereskan atau memang mau membereskan sambil jalan.
Membereskan sambil jalan memang juga bukan satu opsi yang buruk, akan tetapi jika memang masalah sudah sebegitu besarnya, membereskan sambil jalan akan membuat masalah Anda semakin banyak.
Banyak memang akhirnya dinamika membangun bisnis berbasis kreatif ini. Dimana kalau saya fikir kita tidak akan pernah bisa untuk skip pada permasalahan ini. Akhirnya dari kawan-kawan saya yang memang satu profesi dengan saya mengeluarkan statement "Enakan jalan sendirilah daripada bangun-bangun Studio atau kantor"
Pertanyaan saya hanya satu kepada mereka, mau sampai kapan ?
Kalau memang itu tidak bisa dijadikan wadah, maka Anda tidak akan pernah bisa mewariskan apa-apa kepada keluarga Anda, Anak Anda, atau siapapun yang akan Anda wariskan. Anda habis maka semuanya akan ikutan habis. Nama Anda akan hilang dengan sendirinya digerus waktu karena memang Anda tidak memiliki regenerasi penerusnya.
Serba salah yah ?
he he he he he he ................
Salam Kreatif,
@rie fabian
0 comments:
Posting Komentar
Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar dibawah ini.